Yogyakarta (ANTARA) - Guru Besar Bidang Farmasetika Universitas Islam Indonesia (UII) Prof Yandi Syukri mengatakan teknologi nanopartikel akan menjadi solusi efektif pengobatan berbagai macam penyakit termasuk COVID-19.
"Tampaknya pendekatan berbasis nano dalam waktu dekat akan menjadi pilihan pertama untuk pengembangan terapi yang paling efektif untuk berbagai macam penyakit," kata Yandi Syukri saat menyempaikan pidato ilmiah dalam Rapat Terbuka Senat Milad ke-78 UII di Kampus UII, Yogyakarta, Jumat.
Ia mengatakan pada berbagai tahap patogenesis COVID-19, nanopartikel dapat memainkan peran penting mengingat kemampuan penghambatannya selama masuknya virus dan fusi protein sel yang terinfeksi selama perlekatan awal dan fusi membran.
Melalui teknologi nanopartikel, menurut dia, penghantaran obat menuju targetnya dapat disesuaikan menuju tempat yang diharapkan, konsentrasi yang tepat, selama periode waktu yang cocok.
Selama beberapa dekade, kata dia, nanopartikel telah banyak digunakan dan dipelajari karena sifat uniknya, seperti ukurannya yang kecil, dan kelarutan yang lebih baik.
"Selain itu, juga menghasilkan pengembangan obat yang lebih baik, aman, dan penghantarannya yang dapat ditargetkan pada jaringan," kata dia.
Ia mengatakan nanopartikel logam, terutama nanopartikel perak dapat digunakan sebagai antivirus yang kuat dan berspektrum luas, baik dengan atau tanpa modifikasi permukaan.
"Namun, aktivitas antivirus dari nanopartikel ini sebagian besar masih belum dieksplorasi," kata Yandi.
Menurut dia, para ahli percaya bahwa solusi untuk mengurangi wabah COVID-19 bisa terletak pada nanomedicine. Beberapa upaya telah dilakukan untuk memerangi infeksi COVID-19 menggunakan pendekatan berbasis nanoteknologi.
"Termasuk pengembangan disinfektan dan handsaitizer antivirus yang sangat efektif yang direkayasa oleh nanoteknologi untuk meningkatkan efek permukaan, dan pengembangan kit diagnostik COVID-19 yang bekerja secara cepat," ujarnya.
Berita Lainnya
Tjandra Yoga Aditama meraih rekor MURI penulis COVID-19 terbanyak
Selasa, 9 April 2024 12:36 Wib
OJK: Restrukturisasi kredit COVID-19 di Indonesia berakhir
Senin, 1 April 2024 18:54 Wib
Pandemi COVID-19 momentum hadapi virus X di Indonesia
Senin, 4 Maret 2024 4:57 Wib
Bahaya pneumonia dan COVID-19 pada bayi
Senin, 12 Februari 2024 23:08 Wib
KBS berinovasi pascapandemi COVID-19 dongkrak wisatawan
Minggu, 11 Februari 2024 16:58 Wib
Guru Besar UGM sebut AI dan big data bisa percepat pengembangan obat baru
Sabtu, 10 Februari 2024 11:42 Wib
Peneliti UGM: Limbah rumah tangga dapat untuk deteksi COVID-19
Selasa, 30 Januari 2024 21:25 Wib
Akibat COVID-19, WNI "overstay" di Jepang meninggal dunia
Jumat, 26 Januari 2024 6:45 Wib