Yogyakarta (ANTARA) - Kota Yogyakarta terus berupaya mencari cara penanganan sampah yang efektif sehingga dapat mengurangi ketergantungan terhadap Tempat Pembuangan Akhir Piyungan, salah satunya melakukan kajian penggunaan “incinerator mobile”.
“Sempat ada tawaran yang masuk mengenai penggunaan ‘incinerator’ untuk menangani sampah dengan cara dibakar habis. Tetapi, kami masih menghitung bagaimana efektivitas alat ini,” kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta Sugeng Darmnato di Yogyakarta, Rabu.
Menurut dia, penanganan sampah dengan cara dibakar habis bukan merupakan teknologi baru karena sudah diterapkan di berbagai negara, salah satunya adalah Singapura yang juga mengalami kendala yang sama yaitu luas wilayah yang tidak terlalu besar.
Tawaran incinerator yang diterima Pemerintah Kota Yogyakarta, lanjut dia, cukup menarik karena peralatan tersebut dapat dipindahkan sesuai kebutuhan.
“Jadi bisa digunakan untuk melakukan pembakaran sampah di depo yang mengalami penumpukan sampah,” katanya.
Hanya saja, lanjut Sugeng, kapasitas dan waktu yang dibutuhkan untuk proses pembakaran dari incinerator yang ditawarkan masih tergolong kecil yaitu hanya mampu menampung sekitar dua ton sampah dan membutuhkan waktu 10 jam untuk pembakaran.
“Sampah apapun, organik atau anorganik bisa langsung masuk ke mesin dan dibakar dengan suhu tinggi sampai menjadi abu. Abu yang dihasilkan dapat digunakan sebagai pupuk dan dipastikan sudah terbebas dari bahan beracun berbahaya,” katanya yang menyebut harga peralatan tersebut mencapai Rp1,5 miliar.
DLH, lanjut dia, berharap peralatan incinerator tersebut memiliki kapasitas yang lebih besar yaitu bisa mencapai lima ton sehingga penanganan sampah mampu dilakukan lebih optimal. Volume sampah yang dihasilkan Kota Yogyakarta setiap hari mencapai sekitar 360 ton.
Selain menambah peralatan untuk penanganan sampah termasuk peremajaan armada, perbaikan sarana dan prasarana, juga dibutuhkan dukungan dari masyarakat untuk mengurangi dan mengelola sampah sejak dari rumah tangga.
“Pengelolaan sampah sejak dari rumah tangga sangat penting dilakukan karena persentase terbesar sampah yang dihasilkan Kota Yogyakarta adalah sampah rumah tangga,” katanya.
Berita Lainnya
DLH Sleman mempercepat pembangunan akses truk sampah ke TPST Sendangsari
Jumat, 19 April 2024 14:00 Wib
TPST Sendangsari Sleman mulai olah sampah jadi RDF
Kamis, 18 April 2024 16:28 Wib
DLH Gunungkidul mengerahkan 48 armada angkut sampah saat Lebaran
Rabu, 17 April 2024 7:42 Wib
Liverpool dibekuk Crystal Palace bak "sampah"
Senin, 15 April 2024 5:47 Wib
Pemkab Gunungkidul mengeluarkan edaran Gerakan Idul Fitri Tanpa Sampah
Kamis, 4 April 2024 19:16 Wib
Dispar Sleman mewajibkan pelaku usaha wisata kelola sampah dan limbah
Kamis, 4 April 2024 13:26 Wib
DLH Gunungkidul mengoptimalkan dua TPS 3R antisipasi penumpukan sampah
Kamis, 4 April 2024 12:37 Wib
Petugas kebersihan merupakan garda terdepan wujudkan Bantul Bersih Sampah
Selasa, 2 April 2024 21:06 Wib