Pemkab Bantul mendorong gerakan menanam cabai di emperan rumah

id Cabai

Pemkab Bantul mendorong gerakan menanam cabai di emperan rumah

Tanaman cabai di lahan persawahan wilayah Bantul, DIY (Foto ANTARA/Hery Sidik)

Bantul (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta mendorong gerakan masyarakat menanam cabai di emperan rumah atau teras tempat tinggal mereka guna mencukupi kebutuhan bahan pangan sendiri terutama saat produksi komoditas hortikultura tersebut di tingkat petani menurun.

"Banyak cabai petani yang mati karena faktor cuaca, sehingga perlu menggerakkan masyarakat agar menanam cabai di rumah, bahkan di emperan rumah," kata Kepala Bidang Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan, Dinas Pertanian Pangan, Kelautan dan Perikanan (DPPKP) Bantul Imawan Ekohandrianto di Bantul, Rabu.

Gerakan menanam cabai rawit di lahan sekitar rumah maupun emperan sudah dilaksanakan sebagian masyarakat, bahkan pihaknya melihat ada percontohan di beberapa penduduk banyak tanaman cabai rawit di emperan rumah masih hidup meski musim hujan.

"Dengan catatan media tanam juga pengaruh, kalau di sawah media (lahan) banyak lempung yang relatif kurang pasir, kalau di desa-desa tanahnya cenderung berpasir ada lempung sedikit, dan dengan diberi pupuk organik sedikit itu malah bisa subur," katanya.

Bahkan di beberapa rumah penduduk tanaman cabai rawit di emperan atau teras rumah yang masih tanah tanaman cabai bisa tumbuh dengan segar, dan tanamannya tidak terserang hama penyakit di saat tanaman cabai di sawah terkena hama ketika musim hujan.

"Idealnya memang perlu ada semacam peneduh dengan pakai plastik agar relatif lebih aman dari terpaan cuaca terutama hujan, dan hujan cukup lebat di luar normal kemarin itu banyak cabai yang kena penyakit jamur, faktor iklim hujan itu kan mudah mematikan cabai yang ada di sawah," katanya.

Diharapkan ke depan demplot atau tanaman percontohan cabai di emperan rumah termasuk pekarangan dengan media tanah lempung berpasir dan pemakaian pupuk kandang lebih digalakkan, karena selain selain mudah diperoleh juga lebih hemat ketika harga cabai tinggi akibat stok menurun.

Apalagi, produktivitas panen cabai Bantul pada musim Februari dan Maret mengalami penurunan dibanding biasanya karena dampak cuaca, sehingga suplainya berkurang dan harga cabai rawit di pasaran sempat diatas Rp100 ribu per kilogram.

"Kalau produktivitas cabai kita, karena cuaca yang agak buruk ini memang kurang, biasanya sekitar 10 ton per hektarenya, ini menurun menjadi enam sampai tujuh ton per hektare," katanya.
Pewarta :
Editor: Bambang Sutopo Hadi
COPYRIGHT © ANTARA 2024