Warga Yogyakarta diminta mengurangi aktivitas di sungai saat cuaca ekstrem

id cuaca ekstrem, sungai, yogyakarta

Warga Yogyakarta diminta mengurangi aktivitas di sungai saat cuaca ekstrem

Ilustrasi kejadian pohon tumbang karena terdampak cuaca ekstrem (Foto Antara)

Yogyakarta (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Yogyakarta mengingatkan warga untuk mengurangi aktivitas di tepi sungai, terutama saat cuaca ekstrem, yang masih berpotensi terjadi dalam beberapa hari ke depan.

“Pada Minggu (4/4) ada warga yang tenggelam di DAM Mrican Sungai Gajah Wong saat mencari ikan. Kejadian ini semoga bisa menjadi pembelajaran bersama bagi warga untuk mengurangi aktivitas di sungai saat terjadi cuaca ekstrem,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Yogyakarta Nur Hidayat di Yogyakarta, Senin.

Dia menambahkan, meski kejadian tenggelamnya seorang warga di DAM Mrican tersebut tidak sepenuhnya disebabkan cuaca ekstrem, namun dimungkinkan tubuh korban terseret arus cukup jauh karena hujan lebat disertai angin kencang terjadi tidak lama setelahnya.

Akibatnya, lanjut dia, proses pencarian korban tenggelam tersebut juga cukup sulit dan hingga Senin (5/4) belum juga ditemukan.

Oleh karena itu, ia menyebut, demi keamanan masyarakat maka beragam aktivitas yang biasanya dilakukan di tepi atau bahkan di sungai, sebaiknya dihentikan atau ditunda terlebih dulu hingga kondisi cuaca sudah semakin baik.

Untuk mengantisipasi potensi cuaca ekstrem dalam beberapa hari ke depan, Nur Hidayat meminta wilayah melalui Kampung Tangguh Bencana (KTB) untuk melakukan pemantauan secara menyeluruh.

“Pemantauan dilakukan karena cuaca ekstrem saat ini juga memungkinkan air sungai meluap. Terlebih jika terjadi hujan secara merata dari arah hulu dan di Yogyakarta,” katanya.

Seluruh wilayah yang dilintasi sungai, lanjut Nur, berpotensi mengalami luapan sehingga warga akan diingatkan untuk segera menuju titik evakuasi jika diperlukan.

Di tiga sungai besar yang melintas di Kota Yogyakarta, yaitu Code, Winongo, dan Gajah Wong seluruhnya sudah dilengkapi dengan peralatan early warning system (EWS) untuk memberikan peringatan dini ke warga terkait potensi luapan.

Selain di wilayah bantaran sungai, lanjut Nur, kewaspadaan terhadap cuaca ekstrem juga dilakukan dengan menyiagakan personel reaksi cepat untuk melakukan penanganan.

“Pada Minggu (4/4), terdapat beberapa pohon tumbang akibat hujan lebat yang disertai angin. Petugas langsung diterjunkan ke lokasi untuk penanganan,” katanya.

Sebelumnya, BMKG mengeluarkan peringatan potensi cuaca ekstrem pada 3-9 April berupa hujan sangat lebat, angin kencang, dan gelombang tinggi. Cuaca ekstrem tersebut dipicu dua bibit sikon tropis di Samudra Hindia barat daya Sumatera dan bibit siklon tropis di Laut Sawu Nusa Tenggara Timur.
Pewarta :
Editor: Bambang Sutopo Hadi
COPYRIGHT © ANTARA 2024