Muhammadiyah: Tidak mudik menjadi bentuk empati kepada tenaga medis

id Muhammadiyah,Haedar Nashir,Larangan mudik

Muhammadiyah: Tidak mudik menjadi bentuk empati kepada tenaga medis

Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah Prof Dr Haedar Nasir mengungkapkan membantu mereka yang dhuafa dan mustadh'afin dalam kondisi sulit melawan wabah COVID-19 adalah bagian dari dakwah ma'ruf nahi mungkar yang sifatnya ta’awun. (ANTARA/HO)

Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir mengimbau agar masyarakat tidak mudik pada Ramadhan kali ini dan sebagai bentuk empati serta tanggung jawab moral kepada para tenaga kesehatan yang masih berjuang mengatasi pandemi.

"Kita harus berempati kepada tenaga-tenaga kesehatan yang masih berjuang di rumah sakit dan para relawan dalam menghadapi COVID-19 ini," ujar Haedar Nashir dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa.

Haedar mengatakan bahwa tidak mudik dalam masa pandemi COVID-19 ini adalah bentuk perwujudan dari sikap tanggung jawab sosial, tanggung jawab moral, dan kesalehan diri dalam memahami agama.

Menurutnya, masyarakat harus saling menjaga dan saling peduli terhadap satu sama lain. Mudik dikhawatirkan dapat membuat angka kasus semakin tinggi, sebab masyarakat bisa saja tertular maupun menularkan.

"Karena belum memungkinkan dan sesuai dengan kebijakan pemerintah, sebaiknya warga bangsa tidak perlu mudik di tahun ini, apalagi bila mudik itu kemudian kita menjadi tidak disiplin dan menambah rantai penularan COVID-19," kata dia.



Ia meminta masyarakat untuk lebih bersabar dan tak saling membahayakan keselamatan diri sendiri maupun orang lain. Dengan mematuhi segala upaya penanganan COVID-19, Haedar yakin COVID-19 akan segera teratasi dan mengakhiri semuanya.

"Karena itu, tidak perlu mudik dan jangan sampai kita merasa berat mudik yang justru nanti kita kalau mudik kemudian menambah rantai penularan," kata dia.

Di sisi lain, selain didorong untuk terus memanjatkan berdoa kepada Sang Pencipta agar pandemi segera berakhir, menerapkan protokol kesehatan dan mengikuti semua anjuran menjadi sebuah ikhtiar.

"Itu semuanya merupakan wujud dari ikhtiar kita yang harus optimal disertai dengan kesadaran antar warga bangsa kita. Kita selalu berdoa agar pandemi ini segera berakhir, tetapi ikhtiar tetap kita lakukan secara kolektif dan penuh pertanggungjawaban," kata dia.
 
Pewarta :
Editor: Bambang Sutopo Hadi
COPYRIGHT © ANTARA 2024