Warga Gunung Kidul mulai kesulitan mendapat air bersih

id krisis air bersih,Gunung Kidul,sumber air,DIY

Warga Gunung Kidul mulai kesulitan mendapat air bersih

Pemkab Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) berupaya melakukkan pipanisasi untuk menurunkan dampak warga kesulitan mendapat air bersih. (FOTO ANTARA/Sutarmi)

Gunung Kidul, DIY (ANTARA) - Warga di Kecamatan Girisubo, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), mulai kesulitan mendapatkan air bersih karena dalam beberapa pekan terakhir tidak turun hujan di wilayah tersebut.

Sekretaris Camat Girisubo Arif Yahya di Gunung Kidul, Minggu, membenarkan sudah ada warga yang mulai kesulitan mendapatkan air bersih, seperti di Desa Jerukwudel.

"Sampai saat ini belum ada laporan resmi yang masuk, tapi sudah ada armada pengangkut air yang beroperasi,” katanya.

Ia juga mengatakan pemerintah kecamatan belum bisa menyebutkan dampak kesulitan air bersih yang dialami warga dan meminta kelurahan untuk mendata warga terdampak kekeringan.

"Minggu-minggu ini, kami akan melakukan pemetaan wilayah yang sudah mulai kekurangan air bersih. Kami juga akan menyiapkan strategi bagaimana distribusi air bersih tepat sasaran dan tepat waktu, apalagi menghadapi Lebaran 2021 ini, kebutuhan air bersih pasti akan meningkat," katanya.

Arif mengatakan, Girisubo memiliki sumber air yang minim. Pada saat kemarau sering mengalami krisis air bersih, tidak begitu terdampak seperti daerah lain. Tahun lalu, ada sekitar 60 dusun di delapan desa yang membutuhkan bantuan air bersih, baik yang dilaksanakan kecamatan maupun BPBD Gunung Kidul.

"Setiap tahun, Girisubo menjadi langganan krisis air bersih. Sehingga kami menyiapkan anggaran untuk distribusi air bersih kepada warga, sekaligus armadanya," kata Arif Yahya.

Salah seorang pengusaha tangki angkutan air bersih di Desa Jerukwudel, Girisubo, Kitut Sakiran mengatakan hujan di wilayahnya sudah tidak turun sejak beberapa minggu lalu. Kondisi ini berdampak terhadap stok cadangan air bersih milik warga yang mulai habis.

Ia mengakui sejak satu pekan lalu kebanjiran permintaan pengiriman air bersih ke masyarakat. Setiap hari bisa mengirimkan sebanyak delapan sampai 10 tangki kapasitas 5.000 liter.

Adapun harga sangat bergantung dengan jarak dan kondisi medan yang harus dilalui. Harga termurah dipatok untuk wilayah di sekitaran kecamatan atau di wilayah Desa Pucung, harganya di kisaran Rp90.000 sampai Rp100.000 per tangki.

Selanjutnya, harga air bersih di wilayah Desa Tileng bisa mencapai Rp120.000 per tangki sekali pengiriman. Adapun harga pengiriman termahal terjadi di wilayah Songbanyu tepatnya di Dusun Putat, Selang, Joho dan Gesik dengan harga Rp200.000 per tangki.

"Harga air bersih satu tangki tergantung jarak tempuh dan kondisi geografis," demikian Kitut Sakiran.