Kunjungan wisatawan Malioboro turun drastis selama libur Lebaran

id wisatawan,malioboro, libur lebaran

Kunjungan wisatawan Malioboro turun drastis selama libur Lebaran

Suasana kawasan utama wisata di Yogyakarta, Malioboro saat libur Lebaran, 15 Mei 2021 (Eka AR)

Yogyakarta (ANTARA) - Tingkat kunjungan wisatawan di tempat tujuan utama wisata di Yogyakarta, Malioboro, mengalami penurunan yang cukup drastis selama libur Lebaran, yaitu rata-rata hanya dikunjungi sekitar 500 hingga 700 orang per hari.

"Jumlah kunjungan sempat mengalami sedikit kenaikan pada Sabtu (15/5) malam. Namun tidak terlalu banyak. Jumlah wisatawan yang berkunjung pun masih kurang dari 1.000 orang," kata Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi di Yogyakarta, Minggu.

Menurut dia, penurunan jumlah kunjungan wisatawan ke Malioboro terjadi karena adanya kebijakan larangan mudik dan pengetatan syarat perjalanan ke luar daerah selama pemberlakukan PPKM Mikro.

Kebijakan larangan mudik ditambah penyekatan di sejumlah titik perbatasan DIY, lanjut Heroe, menyebabkan jumlah wisatawan pun mengalami penurunan yang cukup signifikan.

"Jumlah kunjungan saat libur Lebaran ini pun turun sangat drastis jika dibanding rata-rata kunjungan harian di Malioboro di masa pandemi," katanya.

Rata-rata kunjungan pada saat hari kerja bisa mencapai 2.000 hingga 3.000 orang per hari, bahkan saat akhir pekan atau libur panjang bisa mencapai 4.000-5.000 wisatawan per hari.

Heroe menyebut, penurunan jumlah wisatawan yang berkunjung tidak hanya terjadi di kawasan Malioboro saja tetapi juga terjadi di objek wisata lain di Kota Yogyakarta.

Penurunan jumlah kunjungan wisatawan juga berpengaruh pada menurunnya omzet di pedagang kaki lima di Malioboro, maupun di pertokoan dan pusat oleh-oleh yang biasanya ramai diserbu wisatawan saat masa libur, bahkan juga dirasakan oleh pelaku perhotelan.

Berdasarkan catatan Pemerintah Kota Yogyakarta, jumlah warga atau pemudik yang tercatat masuk ke kota tersebut sejak 22 April hingga saat ini pun tidak terlalu banyak, yaitu 272 orang.

"Kebijakan larangan mudik hingga pengetatan perjalanan selama PPKM mikro ini memang berpengaruh pada lesunya industri pariwisata di Yogyakarta, semua mengalami pukulan yang cukup berat," katanya.

Meskipun demikian, Heroe berharap, kebijakan larangan mudik tersebut bisa memberikan dampak pada upaya pemerintah mengurangi risiko penularan COVID-19 akibat libur panjang.

"Selama libur Lebaran, temuan kasus di Yogyakarta juga sedikit. Peningkatan kasus positif sangat sedikit dengan angka kesembuhan tinggi," katanya yang juga bertindak sebagai Ketua Harian Satgas Penanganan COVID-19 Yogyakarta.

Ia berharap, kecilnya angka penambahan kasus COVID-19 tersebut memang menunjukkan kondisi yang sebenarnya bukan disebabkan pada masa libur Lebaran banyak laboratorium pemeriksaan COVID-19 yang juga membatasi layanan.
Pewarta :
Editor: Herry Soebanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024