Disdikpora DIY manargetkan pembelajaran tatap muka serentak pada Juli

id Tatap muka,Pembelajaran,SMA,SMK,Yogyakarta

Disdikpora DIY manargetkan pembelajaran tatap muka serentak pada Juli

Ilustrasi - Petugas sekolah mengukur suhu tubuh orangtua/wali murid saat pengambilan surat keterangan lulus pelajar kelas IX di SMP Taman Dewasa Jetis, Yogyakarta, Senin (8/6/2020). (ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko/wsj.)

Yogyakarta (ANTARA) - Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Daerah Istimewa Yogyakarta menargetkan pembelajaran tatap muka bisa terlaksana secara serentak di seluruh SMA/SMK pada Juli bertepatan Tahun Ajaran Baru 2021/2022.

"Tahun ajaran baru bulan Juli atau pekan ketiga Juli, mudah-mudahan kita bisa serentak," kata Kepala Disdikpora DIY Didik Wardaya saat dihubungi di Yogyakarta, Senin.



Menurut Didik, pembelajaran tatap muka secara serentak di SMA/SMK hanya bisa terealisasi apabila seluruh guru telah menjalani vaksinasi COVID-19 tahap kedua. "Semua guru harus sudah vaksinasi tahap kedua dan ini masih dalam proses," ujar dia.

Target tersebut berdasar pada hasil evaluasi uji percontohan pembelajaran tatap muka yang berlangsung selama tiga pekan menjelang libur Lebaran 2021 di sembilan SMA/SMK di DIY.

Ia mengklaim dari sembilan sekolah yang menjalani uji coba, seluruhnya dinilai mampu menerapkan protokol kesehatan dengan baik dan tidak ditemukan klaster baru akibat pertemuan di sekolah.

"Ada satu sekolah yang menerapkan lima jam (pertemuan) kemudian kami evaluasi, kami turunkan menjadi empat jam maksimal," kata dia.

Sekolah yang hendak menerapkan pembelajaran tatap muka, kata dia, juga dipastikan telah memenuhi persyaratan, antara lain memiliki daftar periksa, peta risiko, izin dari orang tua, serta persetujuan dari masing-masing komite sekolah.

Meski ditargetkan dapat berlangsung secara serentak pada Juli, menurut Didik, pembelajaran tatap muka yang akan diterapkan masih bersifat terbatas dengan maksimal dihadiri 50 persen siswa dan sebagian lainnya tetap menjalani pembelajaran secara daring

Pembatasan itu, kata dia, akan dikurangi secara bertahap mempertimbangkan situasi penularan COVID-19 di DIY serta status zona di wilayah sekolah berada serta desa di mana siswa tinggal.

"Nanti kita tambah menjadi 75 persen kalau kebiasaan siswa menerapkan prokes sudah berjalan dengan baik dan anak-anak sudah biasa tidak bergerombol," kata dia.
 
Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024