Yogyakarta (ANTARA) - Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Yogyakarta meminta seluruh sekolah, baik jenjang SD maupun SMP di kota tersebut menyiapkan pilihan metode pembelajaran tatap muka selain pembelajaran daring pada tahun ajaran baru 2021/2022.
"Sesuai SKB empat menteri, sekolah perlu menyiapkan opsi atau pilihan menyelenggarakan pembelajaran tatap muka. Pemerintah akan mendukung persiapan yang dibutuhkan, seperti SDM hingga sarana dan prasarana protokol kesehatan," kata Sekretaris Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Yogyakarta Dedi Budiono di Yogyakarta, Kamis.
Meski menyiapkan dua metode pembelajaran, kata Dedi, keputusan mengenai metode pembelajaran yang akan diikuti oleh siswa sepenuhnya ditentukan oleh orang tua.
"Sekolah hanya menyiapkan dua opsi tersebut. Nantinya, orang tua yang menentukan apakah memberikan izin anaknya untuk mengikuti PTM di sekolah atau tetap melanjutkan PJJ secara daring di rumah," katanya.
Menurut dia, menyiapkan dua opsi metode pembelajaran bukan pekerjaan yang mudah, namun sekolah diminta tetap menyiapkan keduanya untuk menjaga dan memastikan siswa tetap bisa memperoleh akses pendidikan.
"Penyediaan opsi PTM dan PJJ ini hanya berlaku untuk jenjang SD dan SMP. Sedangkan untuk TK tetap melakukan pembelajaran daring, karena tidak mudah mengatur anak TK untuk tertib dan disiplin menjalankan protokol kesehatan," katanya.
Sedangkan untuk siswa jenjang SD dan SMP dinilai sudah memiliki kemampuan untuk memahami dan melaksanakan protokol kesehatan dengan baik. Bahkan, siswa SD justru lebih bisa mengikuti aturan untuk menerapkan protokol kesehatan dibanding siswa SMP.
"Siswa SD lebih mudah untuk diatur dan biasanya masih diantar jemput orang tua untuk ke sekolah. Sedangkan siswa SMP biasanya sudah lebih mandiri dan bisa berangkat ke sekolah sendiri. Mungkin saja mereka justru bertemu untuk berangkat sekolah bersama-sama," katanya.
Menyinggung kesiapan sarana dan prasarana sekolah, Dedi memastikan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Yogyakarta sudah melakukan verifikasi kesiapan protokol kesehatan di sekolah sebanyak tiga kali. "Persiapan sekolah bisa dikatakan ‘excellent’. Siap melaksanakan PTM. Guru-guru pun sudah menjalani vaksinasi," katanya.
Meskipun menyiapkan pilihan untuk melaksanakan PTM, Dedi belum bisa memastikan mekanisme pembelajaran yang akan diterapkan. "Dimungkinkan akan diutamakan untuk kelas atas terlebih dulu, misalnya kelas 9 (3 SMP) atau kelas 6 SD," katanya.
Berdasarkan evaluasi simulasi pembelajaran tatap muka yang sudah digelar di 10 SD dan SMP di Kota Yogyakarta, Dedi mengatakan hasilnya cukup baik.
"Protokol kesehatan bisa dijalankan dan siswa senang karena bisa kembali ke sekolah meskipun hanya belajar dua jam dan tidak penuh selama sepekan. Tetapi, karena ada interaksi dengan teman, siswa memiliki semangat yang lebih untuk belajar," tuturnya.
Berita Lainnya
Petenis Djokovic tatap Monte Carlo Masters 2024
Kamis, 4 April 2024 9:00 Wib
Petenis Sinner tatap Monte Carlo Masters 2024
Senin, 1 April 2024 12:43 Wib
MotoGP: Pembalap Marquez bersaudara tatap balap di AS
Rabu, 27 Maret 2024 0:30 Wib
Prabowo-Gibran berpeluang menang satu putaran, papar survei
Jumat, 9 Februari 2024 13:21 Wib
Dejan/Gloria tatap turnamen Race to Olympics 2024
Rabu, 17 Januari 2024 1:50 Wib
Avila Bahar tatap balap di Malaysia
Selasa, 19 September 2023 6:36 Wib
PN Sleman gelar sidang secara tatap muka pascapandemi
Senin, 4 September 2023 11:08 Wib
Ririn Ekawati takut tatap Ciara Brosnan
Selasa, 3 Januari 2023 6:16 Wib