Jakarta (ANTARA) - Satuan Tugas Penanganan COVID-19 mengungkapkan kasus positif COVID-19 di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah naik hingga lebih dari 30 kali lipat dalam satu pekan terakhir.
"Kudus mengalami kenaikan kasus secara signifikan dalam satu minggu ini yaitu naik lebih dari 30 kali lipat, dari 26 kasus menjadi 929 kasus," kata Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito dalam konferensi pers virtual di Graha BNPB Jakarta, Jumat.
Menurut Wiku, saat ini kasus aktif COVID-19 di Kudus menjadi 1.280 kasus atau 21,48 persen dari total kasus positifnya atau jauh di atas angka aktif nasional yang hanya 5,47 persen.
"Adanya kenaikan kasus positif ini menyebabkan keterisian tempat tidur dan ICU rumah rujukan di Kudus mengalami kenaikan tajam
bahkan per 1 Juni sudah lebih dari 90 persen tempat tidur terisi, ini adalah kondisi yang sangat memprihatinkan," tambah Wiku.
Dengan perkembangan tersebut, maka Ketua Satgas COVID-19 yang juga Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Ganip Warsito beserta jajaran melakukan kunjungan ke Kudus pada Rabu (3/6)
"Dari kunjungan tersebut diketahui keadaan ini adalah sebagai dampak kegiatan wisata religi berupa ziarah dan tradisi Kupatan yang dilakukan warga Kudus 7 hari pasca lebaran, hal ini memicu kerumunan dan meningkatkan penularan di tengah masyarakat," ingkap Wiku.
Hal tersebut diperparah dengan banyaknya tenaga kesehatan di Kudus yang saat ini menderita COVID-19 yaitu sebanyak 189 orang.
Rumah sakit-rumah sakit di Kudus, menurut Wiku, juga belum menerapkan secara tegas zonasi merah kuning dan hijau, triase pasien COVID-19 dan non-COVID-19 dan keluarga pasien.
"Contohnya masih ada pasien COVID-19 yang didampingi oleh keluarga yang keluar masuk RS tanpa 'screening'. Ketua Satgas menginstruksikan untuk melakukan konversi lainnya menjadi tempat tidur pelayanan COVID-19," tambah Wiku.
Untuk pasien dengan gejala sedang berat diprioritaskan dirawat di RS sedangkan gejala ringan dan tidak bergejala dapat melakukan isolasi mandiri di rumah bila memungkinkan.
"Atau dirujuk ke ibu kota provinsi yaitu Semarang. Selain itu sebanyak 450 personil TNI diturunkan untuk memantau 4 fungsi PPKM mikro di desa dan kelurahan di Kudus," ungkap Wiku.
Satgas COVID-19 meminta agar pemda dan satgas kabupaten Kudus dapat melakukan pembatasan mobilisasi maksimal agar penularan tidak meluas dan memantau zonasi masing-masing daerah.
"Apa yang terjadi di kudus dapat menjadi pelajaran bagi daerah-daerah lainnya, mohon satgas daerah dapat mengantisipasi tradisi dan budaya di daerah masing-masing agar dapat menentukan penanganan dan kebijakan terbaik agar kasus tidak meningkat tajam seperti di Kudus," tegas Wiku.
Pemerintah pusat melalui BNPB, menurut Wiku, juga memberikan bantuan berupa dana siap pakai ke kabupaten Kudus ditambah dengan tenda isolasi, masker kain, masker kain anak dan "hand sanitizer".
Berita Lainnya
MK: Bertambah jadi 19, jumlah saksi dan ahli di sidang PHPU
Rabu, 27 Maret 2024 4:06 Wib
Pandemi COVID-19 momentum hadapi virus X di Indonesia
Senin, 4 Maret 2024 4:57 Wib
Bahaya pneumonia dan COVID-19 pada bayi
Senin, 12 Februari 2024 23:08 Wib
KBS berinovasi pascapandemi COVID-19 dongkrak wisatawan
Minggu, 11 Februari 2024 16:58 Wib
Guru Besar UGM sebut AI dan big data bisa percepat pengembangan obat baru
Sabtu, 10 Februari 2024 11:42 Wib
Pemkab Bantul anggarkan Rp1,19 triliun untuk pengadaan barang dan jasa 2024
Rabu, 31 Januari 2024 11:42 Wib
Peneliti UGM: Limbah rumah tangga dapat untuk deteksi COVID-19
Selasa, 30 Januari 2024 21:25 Wib
Akibat COVID-19, WNI "overstay" di Jepang meninggal dunia
Jumat, 26 Januari 2024 6:45 Wib