Melalui kuliah umum, CEO muda motivasi mahasiswa Politeknik Kementan kembangkan bisnis rempah

id kuliah umum

Melalui kuliah umum, CEO muda motivasi mahasiswa Politeknik Kementan kembangkan bisnis rempah

Polbangtan Yoma menghadirkan CEO CV Agradaya Andhika dalam kuliah umum (ANTARA/HO-Polbangtan Yoma)

Yogyakarta (ANTARA) - Sebagai upaya menarik minat generasi milenial pada sektor pertanian, Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta Magelang (Polbangtan Yoma) menghadirkan seorang CEO muda dari CV Agradaya Andhika dalam kuliah umum untuk memotivasi mahasiswa menjadi pengusaha muda pertanian.

Melalui kuliah umum yang diselenggarakan oleh Program Studi Agribisnis dan Hortikultura (AH) pada Senin (14/6), sebanyak 160 peserta antusias menyimak penjelasan inspiratif dari narasumber melalui platform pertemuan daring.

Agenda kuliah umum yang rutin diselenggarakan oleh Polbangtan Yoma dengan menghadirkan wirausahawan muda pertanian merupakan salah satu upaya untuk menumbuhkan jiwa wirausaha mahasiswa. Hal ini sesuai dengan mandat Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL).

"Sektor pertanian merupakan sektor yang dibutuhkan oleh semua pihak dan sektor pertanian sangat diperlukan untuk mendukung kemajuan sebuah negara. Maka jangan takut menjadi petani dan wirausaha muda di bidang pertanian," kata Mentan.

Pada kesempatan tersebut Andhika berbagi cerita mengenai awal perjalanannya membangun bisnis rempah hingga seperti sekarang. Berawal dari melihat realita di lapangan bahwa petani biofarmaka seringkali tidak memiliki jaminan harga yang pasti karena masih menerapkan praktik jual segar hasil panennya langsung ke pasar tradisional.

Oleh karena itu, Andhika mencoba menghadirkan teknologi di antara produk dan market. Ia mengenalkan teknologi solar dome dryer yang mempermudah petani untuk memproses rempah-rempah segar menjadi produk bahan baku setengah jadi sehingga meningkatkan harga jual rempah-rempah.

"Melalui sentuhan teknologi, bahan baku kering dari petani kami olah lagi menjadi spices powder, spices tisane, dan herbalatte yang ditujukan untuk menjangkau pasar retail serta produk bulk berupa dried sliced spices dan spices powder untuk pangsa pasar grosir," katanya.

Hal pertama yang harus dilakukan dalam berbisnis, menurut Andhika, yaitu memilih rak atau pasar produk yang tepat. Setelah itu baru mengurus perizinan yang harus dipenuhi, strategi branding, promosi dan strategi marketing.

"Jika sudah tahu rak mana yang akan kita sasar, maka rute yang kita tetapkan juga jelas dan spesifik. Pilihlah guru yang tepat dan pada lini bisnis yang sejenis. Persamaan value yang akan menyatukan kita dengan mitra, sesering mungkin main dan bertemu orang baru, jangan ada tendensi di awal karena kita tidak pernah tahu akan ada cerita apa dari setiap pertemuan," kata salah satu penerima penghargaan CNN Heroes Indonesia ini.

Andhika menjelaskan bahwa masa pandemi ini membawa berkah tersendiri bagi pelaku usaha rempah dan jamu. Pelaku usaha mendapatkan promosi gratis dari berbagai pihak yang gencar melakukan edukasi mengenai manfaat herbal sehingga masyarakat akhirnya melek untuk mengonsumsi rempah dan jamu.

Dalam mengembangkan usahanya, Penerima Penghargaan Pengusaha Selaras Alam dari WWF ini juga mengkombinasikannya dengan agroeduwisata seperti menggelar acara bike to farm, workshop event, spices journey, dan menyelenggarakan festival.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi menyatakan bahwa sektor pertanian dan sektor pariwisata saat ini ibarat dua sisi dalam satu keping mata uang.

"Tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Kalau pertanian sebelah kiri, maka wisata sebelah kanan. Agrowisata-agrowisata yang dikelola dengan baik memiliki daya tarik, sekaligus dampak ekonomi luar biasa pula bagi masyarakat di sekitarnya. Pertanian dan pariwisata memberikan dampak positif. Harus saling sinergi dan mendukung," kata Dedi pada pembukaan The 2nd MIA di Ambarrukmo Plaza Yogyakarta pekan lalu.
 
Pewarta :
Editor: Herry Soebanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024