Kasus konfirmasi COVID-19 di Bantul bertambah 294 orang

id Tes COVID-19 Bantul

Kasus konfirmasi COVID-19 di Bantul bertambah 294 orang

Ilustrasi - Tes usap COVID-19 oleh tenaga kesehatan Dinkes Bantul, DIY (ANTARA/Hery Sidik)

Bantul (ANTARA) - Pasien konfirmasi COVID-19 di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta melonjak menjadi 16.279 orang setelah ada penambahan kasus baru 294 orang dalam 24 jam terakhir.

Satuan Tugas Penanggulangan COVID-19 Bantul dalam keterangan resmi di Bantul, Kamis, menyebut tambahan kasus baru itu dari Kecamatan Kasihan 55 orang, Banguntapan 47 orang, Sewon 44 orang, dan Sanden 27 orang, serta Sedayu 22 orang.

Selanjutnya dari Bantul 16 orang, Jetis 14 orang, Bambanglipuro 10 orang, Pandak 10 orang, Imogiri sembilan orang, Kretek delapan orang, Pleret delapan orang, Pundong tujuh orang, Pajangan tujuh orang, Srandakan lima orang, Dlingo empat orang, dan Piyungan satu orang.

Dalam periode tersebut terdapat pasien COVID-19 sembuh berjumlah 98 orang, rinciannya Pandak 28 orang, Imogiri 12 orang, Kasihan 11 orang, Bantul 11 orang, Banguntapan 10 orang, Sanden delapan orang, Jetis lima orang, Bambanglipuro empat orang, Srandakan, Pajangan, dan Sedayu masing-masing dua orang, serta Pundong, Dlingo, dan Sewon masing-masing satu orang. Dengan demikian total kasus pulih dari COVID-19 di Bantul menjadi 14.175 orang.

Kasus konfirmasi COVID-19 yang meninggal dunia pada Kamis tercatat tiga orang, berasal dari Kecamatan Kasihan dua orang dan Pandak satu orang, sehingga total kasus kematian di Bantul sampai hari ini 406 orang.

Data pasien COVID-19 aktif domisili Bantul yang masih menjalani isolasi maupun perawatan dokter di beberapa rumah sakit rujukan per Kamis ini 1.698 orang.

Ketua Satgas COVID-19 Kecamatan Banguntapan Fauzan Muarifin mengatakan lonjakan kasus konfirmasi positif di wilayah itu dalam beberapa hari terakhir paling dominan dari klaster pelaku perjalanan yang menularkan ke lingkungan sekitar.

"Ini tidak boleh kita biarkan, harus kita atasi bersama-sama agar pasien positif bisa nol. Banyak klaster yang menjadi penyebabnya, yang paling dominan akhir akhir ini adalah dari pelaku perjalanan antardaerah yang kemudian menyebar ke keluarga atau lingkungan sekitar," katanya.

Bahkan, kata Fauzan yang juga Camat Banguntapan itu, yang tidak kalah pentingnya adalah mulai adanya beberapa pasien positif COVID-19 yang tidak tahu kapan dan di mana terpapar virus corona tersebut.

"Mungkin ini yang dimaksud dengan 'titik lengah', dan boleh jadi saat dia di perjalanan melakukan aktivitas, saat nongkrong di warung atau kafe, pasar, kantor, pusat perbelanjaan dan sebagainya," katanya.

Oleh sebab itu, ia berpesan kepada pelaku perjalanan antardaerah dan antarkota agar disiplin menjalankan protokol kesehatan 5M, karena banyak titik lengah selama perjalanan, di tempat tujuan dan saat pulang.
Pewarta :
Editor: Bambang Sutopo Hadi
COPYRIGHT © ANTARA 2024