Dinas Pariwisata Bantul mendukung kebijakan pemda penutupan tempat wisata

id Dinas Pariwisata

Dinas Pariwisata Bantul mendukung kebijakan pemda penutupan tempat wisata

Kepala Dinas Pariwisata Bantul Kwintarto Heru Prabowo (Foto ANTARA/Hery Sidik)

Bantul (ANTARA) - Dinas Pariwisata Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mendukung kebijakan pemerintah daerah tentang penutupan sementara tempat wisata untuk wisatawan setiap hari Sabtu dan Minggu mulai 15 Juni sampai 28 Juni sebagai langkah pengendalian penyebaran penularan COVID-19.

"Karena penutupan sementara tempat wisata sudah Instruksi Bupati ya harus dilaksanakan, dan Dinas Pariwisata selaku pelaksana teknis prinsipnya siap mendukung apa yang menjadi kebijakan pemerintah daerah," kata Kepala Dinas Pariwisata Bantul Kwintarto Heru Prabowo di Bantul, Minggu.

Menurut dia, kebijakan penutupan tempat wisata yang dikelola pemerintah itu sebagai respon pemda terkait perkembangan kasus COVID-19 di Bantul yang beberapa hari terakhir cukup tinggi, sehingga Gugus Tugas mengambil langkah bagaimana mengurangi risiko penyebaran COVID-19 dari kegiatan sosial dan sebagainya.

"Terkait di kegiatan pariwisata memang ada satu klausul yang cukup signifikan di dalam Instruksi Bupati, dalam rapat sudah kita sampaikan untuk bisa dipertimbangkan kembali, karena kalau di pariwisata, terutama wilayah objek wisata Parangtritis dan Depok, pedagangnya bisa dapat omset besar," katanya.

Kwintarto mengatakan, laporan dari pelaku usaha di kawasan wisata pantai, kalau menyiapkan dagangan untuk persiapan libur akhir pekan, dua hari sebelumnya bahan mentah dari kulakan sudah datang, sehingga yang menjadi resiko kalau tidak laku dalam dua-tiga hari dagangan basi, sehingga perlu dipertimbangkan.

"Kami tunggu arahan bupati kalau sekiranya ada beberapa saran solusi, misalnya kalau boleh buka setengah hari, agar bisa makan di objek wisata, atau buka hanya sampai jam 13.00 WIB atau 14.00 WIB agar dagangan bisa laku, ini opsi yang sempat muncul dalam komunikasi lalu," katanya.

Dia juga sempat mengusulkan kalau bisa penutupan objek wisata pemerintah dapat diundur minggu depan, karena ada kekhawatiran pelaku usaha jasa pariwisata yang sedang bangkit ekonomi dengan kulakan dagangan cukup banyak justru merugi karena tidak bisa terdistribusi dengan baik.

"Memulihkan modal tidak mudah, contoh misal laporan dari pelaku usaha Pantai Baru untuk persiapan libur sudah belanja ikan sampai senilai sebesar Rp50an juta dalam satu depo, kalau terlalu lama terjual bisa basi," katanya.

Dia mengatakan, kemudian pedagang kelapa muda di sepanjang pantai selatan juga bisa berdampak dengan penutupan sementara tempat wisata tersebut.

"Pedagang kelapa muda ada komunitas kurang lebih 80 orang di sepanjang pantai yang masing-masing tiap hari sedia 20 buah, belum jenis kuliner lainnya, kesehatan penting, tapi ekonomi juga tidak kalah penting, sehingga mudah-mudahan ada solusi untuk masyarakat juga ada," katanya.
Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024