Kulon Progo (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, menggencarkan indeks inovasi daerah untuk menciptakan kreativitas dalam mempercepat perkembangan dan pertumbuhan daerah, sehingga dapat mencapai kesejahteraan masyarakat.
"Inovasi daerah yang akan dibentuk harus mencangkup tiga aspek, yaitu tata kelola pemerintahan, pelayanan publik, dan inovasi lain yang tidak mencangkup dua hal di atas. Seperti inovasi di bidang pertanian, petenakan, lingkungan hidup, dan pekerjaan umum," kata Bupati Kulon Progo Sutedjo di Kulon Progo, Senin.
Kabupaten Kulon Progo telah beberapa kali menduduki peringkat 10 besar dari 514 kabupaten di seluruh Indonesia, sebagai kabupaten yang banyak melakukan inovasi daerah, di antaranya pada 2018 Kulon Progo berhasil menduduki peringkat ke-5 dan 2019 Kulon Progo berhasil menjadi juara dua dalam penghargaan Innovation Goverment Awards (IGA).
"Kami sangat berharap agar seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Kabupaten Kulon Progo dapat memanfaatkan dan memaksimalkan potensi daerah yang ada untuk dijadikan inovasi daerah yang dapat menyejahterahkan masyarakat daerah dan meningkatkan kemajuan daerah dari berbagai aspek," katanya.
Bupati Sutedjo mengatakan ada beberapa desa yang telah mengirimkan nama inovasi daerah, di antaranya Desa Jatirejo (Kecamatan Lendah) Kembang Jati-KU (Kemitraan BUMDes Jati Unggul Kulon Progo), dan Bumi Melani (BUMDes Bersemi Membela Petani), Desa Gerbosari dengan inovasi Pandu Warjo Hapsari-KU (Posyandu Warung Hijau Harapan Gerbosari Kulon Progo), Desa Sogan dengan inovasi Embung Sogan-KU.
Selain itu, Desa Karangwuni (Kecamatan Wate) dengan inovasi Air Bersih Karang Wuni, dan SID-KU (Sistem Informasi Desa Kulon Progo), Desa Gulurejo dengan inovasi PKBN Ngundirawuh Gulurejo, Desa Demangrejo dengan inovasi Radib Demangrejo, Desa Kranggan dengan inovasi Kawasan Sentral Industri Perikanan Air Tawar, dan Desa Ngestiharjo dengan inovasi Desa Siaga Ngestiharjo.
"Bagi desa yang belum mengirimkan inovasi daerah, kami tunggu paling lambat hingga akhir Juli mendatang," katanya.
Kepala Bappeda Kabupaten Kulon Progo Triyono mengatakan tujuan pelaksanaan indeks inovasi daerah (IID) untuk memotivasi pemerintah daerah dalam meningkatkan inovasi dalam pelayanan masyarakat, mendorong penerapan pemerintahan yang baik, meningkatkan partisipasi masyarakat, dan memberikan penghargaan kepada pemerintah daerah yang berhasil menerapkan inovasi.
Adapun pengukuran IID adakan dilakukan dengan empat tahap yaitu penginputan, validasi data input, dan pengukuran. Selanjutnya akan dilakukan penyusunan rangking IID pada setiap klaster.
Triyono juga menjelaskan terkait dengan kriteria penilaian yang mencakup pembaharuan, manfaat, kepentingan publik, urusan dan kewenangan pemerintah daerah, dan replikasi atau aplikatif.
"Inovasi daerah yang harus dibentuk adalah inovasi yang memprioritaskan kepentingan publik dan memberikan manfaat yang masif bagi masyarakat," katanya.
Berita Lainnya
Bupati Sleman: Jaga keseimbangan pembangunan dan pelestarian lingkungan
Selasa, 23 April 2024 14:44 Wib
Putri Wapres RI: Perempuan harus ikut gerakkan ekonomi daerah
Selasa, 23 April 2024 0:39 Wib
Festival Rimpu Mantika 2024 promosikan potensi tiga daerah gaet wisatawan
Senin, 22 April 2024 6:32 Wib
Universitas miliki peran penting gerakkan ekonomi daerah
Minggu, 21 April 2024 1:03 Wib
Bupati Bantul mengajak momentum Syawal untuk tingkatkan pelayanan masyarakat
Selasa, 16 April 2024 21:22 Wib
Rencana maju Pilkada DKI Jakarta, ini respons Ridwan Kamil
Jumat, 12 April 2024 8:11 Wib
Partai Golkar beri tugas Ridwan Kamil di Pilkada Jakarta dan Jabar
Minggu, 7 April 2024 4:01 Wib
DPP Golkar mengumpulkan bacaplon kepala daerah se-Indonesia
Minggu, 7 April 2024 4:00 Wib