Kulon Progo (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, tetap membuka seluruh objek wisata yang dikelola pemerintah dan swadaya masyarakat meski penambahan harian kasus COVID-19 di wilayah ini tinggi.
Delapan objek wisata di Kulon Progo yang dikelola oleh pemkab yakni Gua Kiskendo, Waduk Sermo, Pantai Congot, Pantai Trisik, Kebun Teh Nglinggo, Wisata Alam Tritis, Kawasan Menoreh Barat, dan Pantai Glagah. Hingga kini seluruh objek wisata tersebut masih buka dan menerima wisatawan dari berbagai daerah.
"Kami tidak akan menutup objek wisata sampai ada aturan dari Pemda DIY. Kalau sudah ada surat edaran atau imbauan yang ditujukan kepada pemkab, kami akan melakukan penutupan sesuai prosedur yang ada," kata Kepala Dinas Pariwisata Kulon Progo Joko Mursito di Kulon Progo, Kamis.
Ia mengatakan Dispar telah bersinergi dengan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kulon Progo dalam penegakan protokol kesehatan di objek wisata. Selain itu, pihaknya sudah melakukan komunikasi dengan pelaku wisata untuk menerapkan protokol kesehatan di objek wisata, supaya tidak terjadi penyebaran COVID-19.
"Kami berharap objek wisata tidak ada penutupan. Sektor pariwisata ini sebagai pengungkit sektor ekonomi, kalau ditutup maka perekonomian kembali lesu. Hanya saja, kita semua harus mematuhi protokol kesehatan dengan baik dan benar," katanya.
Namun demikian, Joko Mursito mengatakan pihaknya tetap waspada, dan selalu melakukan analisis terhadap perkembangan situasi dan kondisi yang ada. Alasan lain yang membuat Pemkab Kulon Progo belum bisa menutup obyek wisata karena masih mempertimbangkan risiko imbas pemberlakuan kebijakan tersebut. Menurutnya, kalangan yang paling terdampak kebijakan ini adalah para pelaku usaha di kawasan destinasi wisata.
"Kami masih melihatnya demikian karena begitu tutup destinasi, ikutannya banyak sekali, contoh Pantai Glagah yang PAD_nya cukup tinggi, kalau tutup kan tidak hanya sekadar tutup destinasinya, tapi di dalam kan banyak pedagang yang kena imbasnya," katanya.
Selain itu, Dispar juga menggencarkan pemantauan protokol kesehatan tidak hanya di destinasi wisata yang dikelola pemerintah, tetapi juga swasta dan masyarakat.
Joko juga mengakui penutupan sejumlah objek wisata di Bantul dan Sleman tidak berpengaruh pada kenaikan pengunjung di objek wisata di Kulon Progo.
"Kalaupun ada beberapa yang mulai tutup, itu kamk lihat dulu, ditutupnya Parangtritis misalnya, kira-kira signifikan tidak, apakah ada limpahannya ke Kulon Progo. Selama ini di Kulon Progo belum terpengaruh, masih datar-datar aja. Jadi kalau dianggap karena penutupan di beberapa titik penting destinasi di Sleman dan Bantul, kemudian semuanya melimpah ke Kulon Progo mungkin ini akan kami evaluasi lagi," katanya.
Berita Lainnya
Pemkab Kulon Progo mendorong perempuan tangguh pada era globalisasi
Selasa, 23 April 2024 19:28 Wib
Wakil Ketua DPD Gerindra DIY mendaftar cabup melalui Golkar Kulon Progo
Selasa, 23 April 2024 18:30 Wib
Pemkab Kulon Progo mengembangkan Bela Beli Ku dukung UMKM maju
Senin, 22 April 2024 21:27 Wib
Sultan minta Kulon Progo perketat investasi di kawasan Bandara YIA
Senin, 22 April 2024 20:32 Wib
Sultan mengajak semua berbagi inspirasi untuk pembangunan Kulon Progo
Senin, 22 April 2024 20:31 Wib
Kominfo Yogyakarta selenggarakan pelatihan pengembangan talenta digital
Senin, 22 April 2024 16:03 Wib
KPU Kulon Progo membentuk badan ad hoc penyelenggara Pilkada 2024
Minggu, 21 April 2024 19:51 Wib
Polres Kulon Progo mengimbau masyarakat tidak terbangkan balon udara
Minggu, 21 April 2024 10:32 Wib