Kemenkes mengkaji fenomena bertambahnya usia muda terpapar COVID-19

id Usia muda COVID-19,Menkes,Satgas COVID-19

Kemenkes mengkaji fenomena bertambahnya usia muda terpapar COVID-19

Tangkapan layar Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam konferensi pers daring dipantau di Jakarta, Jumat (25/6/2021). (ANTARA/ Zubi Mahrofi)

Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kesehatan menyatakan sedang melakukan kajian terkait fenomena bertambahnya orang dengan usia muda terpapar COVID-19.

"Mengenai usia muda memang kita melihat bahwa ada gejala usia muda masuk. Sekarang kita sedang melakukan penelitian," ujar Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam konferensi pers daring dipantau di Jakarta, Jumat.

Ia menyampaikan, salah satu yang dikaji yakni mengenai tingkat keparahan usia muda yang terpapar COVID-19.

"Datanya di seluruh dunia untuk usia di bawah 18 tahun itu 99 persen lebih sembuh dibandingkan dengan usia yang di atas 18 tahun," katanya.



Secara terpisah, Ketua Bidang Penanganan Kesehatan Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 Alexander Ginting mengatakan peristiwa lonjakan pasien yang didominasi usia muda dengan mobilitas yang tinggi saat ini cenderung mengalami peningkatan jumlah, seperti yang terjadi di Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI), Depok, Jawa Barat.

"Benar belakangan ini lonjakan kasus terjadi di usia yang lebih muda, yang lebih mobile," ujarnya.

Menurut dia, peristiwa lonjakan pasien di RSUI itu memperlihatkan perubahan karakter SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 yang cenderung menyerang usia muda.

"Peristiwa di RSUI menandakan ada perubahan karakter virus yang terus berevolusi dan bermutasi," katanya.

Sebelumnya, Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat meminta peningkatan kewaspadaan bahaya penularan COVID-19 pada anak-anak ditingkatkan mengingat kasus di usia nol hingga 18 tahun terus bertambah.

"Saat ini sudah mulai terlihat anak-anak yang mendapat perawatan dan isolasi di Rumah Sakit Darurat COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran. Oleh karena itu kewaspadaan yang tinggi harus diterapkan guna mencegah penularan lebih luas lagi," katanya.

Yang lebih memprihatinkan, ujar dia, mengutip data Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) tingkat kematian atau "case fatality" rate anak terkonfirmasi COVID-19 mencapai tiga hingga lima persen.
 
Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024