Pemkot Yogyakarta: PTM ditentukan berdasarkan perkembangan COVID-19

id pembelajaran tatap muka,yogyakarta,covid-19

Pemkot Yogyakarta: PTM ditentukan berdasarkan perkembangan COVID-19

Ilustrasi - Uji coba pembelajaran tatap muka di salah satu SMP di Kota Yogyakarta (ANTARA/HO-Humas Pemkot Yogyakarta)

Yogyakarta (ANTARA) - Pemerintah Kota Yogyakarta hingga saat ini belum bisa memberikan kepastian mengenai penyelenggaraan pembelajaran tatap muka yang semula direncanakan dimulai pada Tahun Ajaran 2021/2022 karena kebijakan itu akan ditentukan berdasarkan perkembangan COVID-19 di daerah tersebut.

“Jika dilihat kesiapan sekolah, maka semuanya siap. Sewaktu-waktu penyelenggaraan pembelajaran tatap muka diputuskan digelar, maka sekolah siap. Namun, perkembangan kasus juga menjadi pertimbangan kami,” kata Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi di Yogyakarta, Minggu.

Dia mengatakan perkembangan kasus COVID-19 di Kota Yogyakarta dalam dua pekan terakhir cukup tinggi, ditandai tren penularan yang cukup cepat.

Oleh karena itu, Heroe yang juga Ketua Harian Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Yogyakarta itu, mengatakan perlu dipetakan pola persebaran, kecepatan penularan, hingga asal usul penularannya.

Sebelumnya, Pemerintah DIY mengumumkan untuk menunda pembelajaran tatap muka mengingat tren penularan COVID-19 di daerah tersebut yang cukup tinggi.

“Yang pasti, keselamatan semua pihak tetap harus diutamakan, baik siswa maupun guru. Itu yang lebih diutamakan. Siapa tahu kondisi penularan bisa diredam dan pembelajaran tetap muka memang bisa digelar. Sarana dan prasarana pendukung di sekolah sudah terverifikasi dan siap,” katanya.

Sebelumnya, Pemerintah Kota Yogyakarta sempat menggelar dua tahap uji coba pembelajaran tatap muka yang diikuti 10 sekolah, masing-masing lima SD dan lima SMP pada pertengahan dan akhir Mei.

Berdasarkan hasil uji coba tersebut, Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kota Yogyakarta menyebut protokol kesehatan bisa dijalankan dengan baik dan siswa yang mengikuti uji coba selama dua jam di sekolah bisa menjalankan protokol kesehatan dengan baik.

Sejumlah antisipasi terhadap potensi kerumunan yaitu saat kedatangan dan jam pulang siswa dapat diatasi, bahkan diketahui siswa jenjang SD lebih mudah diarahkan untuk menerapkan protokol kesehatan secara disiplin.

Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kota Yogyakarta Budi Asrori mengatakan uji coba pembelajaran tatap muka tidak ditujukan untuk mengejar pencapaian kurikulum tetapi lebih difokuskan untuk penguatan karakter siswa. Pembelajaran pun hanya dilakukan dua jam sehari dan siswa tidak bersekolah selama satu pekan penuh.
Pewarta :
Editor: Bambang Sutopo Hadi
COPYRIGHT © ANTARA 2024