Yogyakarta berupaya cegah klaster COVID-19 muncul di perkantoran

id klaster covid perkantoran,klaster covid yogyakarta,pengendalian covid

Yogyakarta berupaya cegah klaster COVID-19 muncul di perkantoran

Ketua Harian Satgas Penanganan COVID-19 Yogyakarta Heroe Poerwadi. (ANTARA/Eka AR)

Yogyakarta (ANTARA) - Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Kota Yogyakarta berupaya mencegah klaster penularan COVID-19 muncul di lingkungan perkantoran, antara lain dengan membatasi jumlah pegawai yang bekerja di lingkungan Kantor Pemerintah Kota Yogyakarta.

“Untuk di Balai Kota sendiri sudah dilakukan work from office (kerja dari kantor) 25 persen dan sisanya work from home (kerja dari rumah). Tujuannya untuk mengkondisikan agar potensi penularan di lingkungan perkantoran bisa dicegah,” kata Ketua Harian Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Yogyakarta Heroe Poerwadi di Yogyakarta, Rabu.

Pembatasan jumlah pegawai yang bekerja di Kantor Pemerintah Kota Yogyakarta berlaku hingga awal pekan depan.

Menurut Heroe, kebijakan tersebut sekarang baru diterapkan di lingkungan Pemerintah Kota Yogyakarta namun tidak menutup kemungkinan akan diterapkan di kantor instansi yang lain.

“Saat ini memang banyak sekali penularan yang berasal dari perkantoran dan kemudian terjadi penularan di keluarga atau sebaliknya. Makanya, fokus kami adalah mencegah agar potensi tersebut tidak semakin besar,” kata Heroe, yang juga menjabat sebagai Wakil Wali Kota Yogyakarta.

Selain meminimalkan risiko penularan virus corona di perkantoran, Pemerintah Kota Yogyakarta berupaya mengendalikan penularan COVID-19 dengan meningkatkan cakupan pelayanan vaksinasi COVID-19 dan memperketat pengawasan pelaksanaan protokol kesehatan.

“Saat ini, kami juga membentuk relawan-relawan yang membantu vaksinasi dikomandani oleh Kodim Yogyakarta dan Polresta Yogyakarta,” kata Heroe.

Hingga saat ini, di Kota Yogyakarta sudah ada lebih dari 150.000 orang yang mendapat suntikan dosis pertama vaksin COVID-19.

“Vaksin AstraZeneca sebanyak 41.000 dosis pun sudah habis dan kami kembali menggunakan Sinovac. Masih ada sekitar 60.000 dosis,” kata Heroe.

Berkenaan dengan penyediaan fasilitas penanganan pasien COVID-19, Heroe mengatakan bahwa pemerintah kota berupaya menambah jumlah tempat tidur pasien di rumah sakit serta berkoordinasi dengan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) untuk menyediakan tambahan kamar isolasi di hotel.

“Kami juga kerja sama dengan Dinsos DIY untuk pemanfaatan Balai Diklat Kemensos sebagai tambahan selter,” katanya.

Pada Rabu (30/6) terdapat tambahan 191 kasus COVID-19, 92 penderita infeksi virus corona yang sembuh atau selesai isolasi, dan lima pasien yang meninggal dunia karena COVID-19 di Kota Yogyakarta.

Dengan demikian, total jumlah kasus aktif COVID-19 di Yogyakarta tercatat 2.044 kasus, meliputi 2.039 pasien yang menjalani isolasi dan lima pasien yang menjalani rawat inap.
 
Pewarta :
Editor: Bambang Sutopo Hadi
COPYRIGHT © ANTARA 2024