Muhammadiyah menyoroti generasi milenial lemah patuhi prokes

id Muhammadiyah,Prokes,Varian Delta,Kemenkes

Muhammadiyah menyoroti generasi milenial lemah patuhi prokes

Sejumlah warga di Kota Bandarlampung masih abai menggunakan masker meski tengah mengalami peningkatan kasus COVID-19. (ANTARA/Ruth Intan Sozometa Kanafi)

Jakarta (ANTARA) - Pimpinan Pusat Muhammadiyah menyoroti bahwa generasi milenial lemah dalam mematuhi protokol kesehatan yang akhirnya bisa berdampak pada laju penularan COVID-19.

"Orang-orang dengan usia 25-34 tahun ini banyak beraktivitas dan abai terhadap protokol kesehatan karena mereka merasa kuat," ujar Ketua Tim Dokter MCCC Muhammadiyah dr. Corona Rintawan dalam siniar yang dipantau di Jakarta, Rabu.



Pernyataan dr. Corona itu berkaca pada data tabel grafik yang diterbitkan Kementerian Kesehatan. Kelompok umur 22 hingga 34 tahun menyumbang 423.033 kasus penularan atau yang terbanyak, sementara sisanya berasal dari berbagai kelompok umur dari delapan kategori rentang usia yang diklasifikasi Kemenkes.

Menurut Corona, banyaknya remaja maupun generasi milenial yang abai terhadap protokol kesehatan karena merasa bahwa imunitas tubuh mereka kuat. Padahal yang mesti diperhatikan yakni terjadi transmisi ke orang-orang yang usianya di atas mereka atau yang sudah tua.



"Tetapi mereka tidak menyadari bahwa nantinya yang akan tertular adalah usia-usia di atas 50 tahun," kata dia.

Tak hanya itu, yang memperparah kondisi ini yakni cakupan vaksinasi yang masih rendah, terutama bagi lansia. Lansia yang belum mendapat vaksinasi rentan bergejala jika terpapar COVID-19.

"Karena memang cakupan vaksinasi kita untuk lansia itu juga masih rendah," kata dia.



Kondisi tersebut akan semakin parah karena munculnya varian Delta yang dinilai lebih cepat menular ketimbang varian sebelumnya.

Sebuah jurnal di Australia melaporkan kecepatan penularan Delta jika dihitung berdasarkan waktu berkisar 10 sampai 15 detik, sementara varian sebelumnya membutuhkan waktu 10 sampai 20 menit.



 
Pewarta :
Editor: Bambang Sutopo Hadi
COPYRIGHT © ANTARA 2024