Bupati Bantul: PPKM Darurat respons pemerintah atas lonjakan kasus COVID-19

id Konsolidasi PPKM Darurat,Bantul,DIY

Bupati Bantul: PPKM Darurat respons pemerintah atas lonjakan kasus COVID-19

Bupati Bantul, DIY Abdul Halim Muslih saat membuka acara Konsolidasi tentang PPKM Darurat secara daring di Gedung Induk Parasamya Bantul, DIY. Sabtu (3/7/2021). (FOTO ANTARA/HO-Humas Protokol Bantul)

Bantul (ANTARA) - Bupati Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Abdul Halim Muslih mengatakan bahwa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat yang diterapkan mulai 3 sampai 20 Juli 2021 sebagai respon pemerintah atas lonjakan kasus COVID-19 di Jawa dan Bali termasuk Kabupaten Bantul.

"PPKM Darurat ini merupakan respon pemerintah atas pandemi COVID-19 di Jawa dan Bali, serta khususnya Kabupaten Bantul yang mengalami lonjakan kasus konfirmasi yang mengkhawatirkan," kata Bupati disela membuka konsolidasi secara daring tentang Instruksi Bupati Nomor 17 Tahun 2021 tentang PPKM Darurat di Bantul, Sabtu.

Menurut dia, Instruksi Bupati Bantul tentang PPKM Darurat itu merupakan tindak lanjut instruksi Mendagri dan Instruksi Gubernur DIY tentang hal serupa, sebelum merumuskan instruksi itu, pihaknya diundang Gubernur DIY untuk rapat koordinasi tentang PPKM Darurat yang diberlakukan selama 18 hari itu.

Oleh karena itu, Bupati mengingatkan agar instruksi PPKM Darurat tersebut tidak untuk didiskusikan atau dipertanyakan, namun agar dapat untuk dijalankan secara penuh, guna menekan laju penyebaran COVID-19 yang dalam beberapa hari terakhir mengalami lonjakan kasus harian.

"Dalam instruksi, celah atau kelemahan pasti ada, namun saat ini bukan waktunya berdebat atau mempertanyakan pasal-pasal dalam Instruksi tersebut. Menteri dan Gubernur mengingatkan agar kita saling menguatkan, tidak saling menyalahkan, tidak saling mempertanyakan, karena saat ini keadaan benar-benar darurat," katanya.

Bupati mengatakan, apalagi saat ini Kabupaten Bantul berada pada level 4 terkait penyebaran kasus COVID-19, yang artinya sebagai kabupaten dengan intensitas dan eskalasi virus corona sangat tinggi.

"Per hari Jumat kemarin sudah tembus 6.000 kasus COVID-19 aktif, sedangkan daya tampung rumah sakit dan selter hanya ratusan. Apabila ini terjadi terus menerus dan berlangsung lama, maka akan terjadi hal-hal yang mengkhawatirkan, hal-hal yang tidak kita bayangkan sebelumnya," katanya.

Oleh karena itu, Bupati meminta kepada semua pihak, masyarakat untuk bersama-sama pemerintah menghadapi pandemi COVID-19 yang saat ini perkembangan kasus mengkhawatirkan semua orang.

"Kita sudah memukul genderang perang terhadap COVID-19, tetapi kita memerlukan pasukan besar. Masing-masing di antara kita adalah pasukan perang melawan COVID-19, karenanya konsolidasi ini bersifat total masif terstruktur, agar kita bisa keluar dari pandemi yang mengkhawatirkan ini," katanya.

Bupati mengatakan, merupakan suatu tantangan tersendiri bagi pemerintah, TNI dan Polri agar bagaimana instruksi bisa disosialisasikan dan ditegakan sampai masyarakat paling bawah, sehingga perlu peran lurah hingga dukuh guna menghadapi tantangan di wilayah masing-masing.

"Namun demikian apapun yang terjadi, ini semua harus kita tegakkan demi keselamatan kita bersama, ingat bahwa perkembangan COVID-19 di Bantul sudah mengikuti deret ukur, bukan lagi deret hitun, ini yang mengkhawatirkan kita," demikian Abdul Halim Muslih.
Pewarta :
Editor: Bambang Sutopo Hadi
COPYRIGHT © ANTARA 2024