Pemda DIY targetkan merekrut 200 mahasiswa jadi relawan tangani COVID-19

id Pasien,Covid-19,Relawan,Yogyakarta,DIY

Pemda DIY targetkan merekrut 200 mahasiswa jadi relawan tangani COVID-19

Petugas medis melakukan perawatan pasien di tenda barak yang dijadikan ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr Sardjito, Sleman, DI Yogyakarta, Minggu (4/7/2021). Komandan Posko Dukungan Operasi Satgas COVID-19 DI Yogyakarya Pristiawan Buntoro mengonfirmasi sebanyak 63 pasien di RSUP Dr Sardjito Yogyakarta meninggal dunia dalam sehari semalam pada Sabtu (3/7/2021) hingga Minggu (4/7/2021) pagi akibat menipisnya stok oksigen. (ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah/wsj.)

Yogyakarta (ANTARA) - Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta menargetkan merekrut 200 mahasiswa tingkat akhir menjadi relawan kesehatan untuk membantu menangani pasien COVID-19 di provinsi ini.

"Target kami 200 mencakup seluruh tenaga kesehatan (nakes). Mudah-mudahan adek-adek kita memang punya dedikasi yang tinggi," kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) DIY Pembajun Setyaningastutie dalam sesi wawancara dengan wartawan secara virtual di Yogyakarta, Kamis.

Menurut Pembajun, relawan kesehatan diperlukan untuk membantu menangani pasien COVID-19 di DIY yang jumlahnya terus bertambah. Apalagi dalam waktu dekat Pemda DIY akan membuka sejumlah rumah sakit lapangan.

Sebanyak 200 relawan yang dibutuhkan bukan hanya perawat. Namun juga tenaga kesehatan lainnya termasuk ahli teknologi laboratorium medis (ATLM), radiografer, hingga apoteker.

"Mereka akan membantu perawatan pasien kategori ringan hingga sedang yang tidak perlu memakai ventilator dan peralatan lainnya," kata dia.



Sejumlah institusi pendidikan kesehatan di DIY, menurut Pembajun, akan membantu Pemda DIY untuk memobilisasi mahasiswanya. Tugas mereka sebagai relawan akan dicatat sebagai Praktik Kerja Lapangan (PKL).

"Sehingga kegiatan mereka akan menjadi bagian dari menyelesaikan pendidikan. Tentunya tetap diawasi dosen yang mengampu," kata dia.

Meski demikian, Pembajun memastikan tidak ada paksaan untuk bergabung menjadi sukarelawan membantu penanganan pasien COVID-19.

"Kalau saya sebagai seorang nakes ya harus siap membantu sesama. Sudah ada sumpahnya, tapi kita juga tidak bisa memaksakan kalau keluarga keberatan, nanti dikira melanggar HAM," kata dia.

Pembajun menuturkan hingga saat ini sudah ada sejumlah bangunan yang siap diproyeksikan menjadi RS lapangan yang diharapkan mampu menambah kapasitas tempat tidur pasien COVID-19 di DIY. Di antaranya Hotel UC UGM dan Wisma Kagama, Balai Pusdiklat KemenPU, Rusun BBWS, Kampus Respati, serta Asrama UNY.

Upaya itu dilakukan mengingat angka keterisian tempat tidur (BOR) di 27 rumah sakit rujukan di DIY sudah mencapai di atas 95 persen.

"Ini kalau ada lampu merah, kuning, hijau, (kapasitas rumah sakit) sudah merah. Kita sudah sangat prihatin dengan kondisi rumah sakit yang ada," ujar Pembajun.


 
Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024