Mobilitas pasar rakyat di Gunung Kidul turun hingga 40 persen

id PPKM darurat,sembako,pasar rakyat,Gunung Kidul

Mobilitas pasar rakyat di Gunung Kidul turun hingga 40 persen

Pedagang pasar rakyat di Gunung Kidul berharap PPKM darurat tidak perpanjang. (Foto ANTARA/Sutarmi)

Gunung Kidul (ANTARA) - Mobilitas di pasar rakyat di Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengalami penurunan hingga 40 persen sejak Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat darurat, sehingga berdampak pada pedagang kecil yang terus merugi.

"Saat ini, permintaan kebutuhan pokok di tingkat pedagang pasar rakyat di seluruh Gunung Kidul, seperti Pasar Rakyat Argosari mengalami penurunan signifikan. Hal ini disebabkan daya beli masyarakat menurun, dan sekaligus adanya penurunan mobilitas masyarakat sejak diberlakukan PPKM darurat," kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Gunung Kidul Johan Eko Sudarto di Gunung Kidul, Selasa.

Ia memastikan harga kebutuhan pokok di tingkat pedagang pasar rakyat terpantau stabil. Berdasarkan hasil pengecekan petugas, kecenderungan harga cenderung stabil terpantau sejak Minggu 18 Juli sampai dengan 19 Juli 2021. Untuk komoditas beras Ir I Rp11.400 per kg, gula pasir Rp9.300 per kg, minyak goreng Rp14.500 per kg, tepung terigu Rp10.300 per kg.

Selanjutnya, harga daging sapi murni turun dari Rp120 ribu per kg menjadi Rp115 ribu per kg, telur turun dari Rp24 ribu per kg menjadi Rp23 ribu per kg. Cabai merah keriting naik dari Rp21 ribu menjadi Rp22 ribu per kg, cabai rawit naik dari Rp40 ribu per kg menjadi Rp45 ribu per kg. Bawang merah stabil diharga Rp28 ribu per kg.

"Harga kebutuhan pokok di tingkat pedagang terpatau stabil, dan pasokan dari petani juga lancar. Hanya saja, permintaan mengalami penurunan akibat daya beli masyarakat yang turun," katanya.

Salah satu pedagang Pasar Rakyat Argosari Tukino berharap PPKM darurat tidak diperpanjang kembali. Sejak diberlakukan PPKM darurat, pembeli berkurang secara bertahap, hingga saat ini sepi pembeli. Banyak pedagang yang memilih tidak berjualan karena selalu merugi.

"Kalau kami boleh berharap, PPKM darurat jangan diperpanjang. Kasihan kami ini, pedagang kecil, bagaimana nasib kami kalau PPKM darurat diperpanjang," katanya.

Sementara itu, Kepala Administrasi Pasar Kemantren Wonosari, Sularno mengatakan sejak PPKM Darurat diberlakukan, sejumlah pedagang memilih tutup. Aktifitas pasar menjadi sepi, terutama yang pada 03.00-05.00 WIB.

“Paling banyak dikunjungi adalah lantai 2. Ada pengunjung namun tidak seramai biasanya,” kata Sularno.
Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024