SAPDA meluncurkan iklan hapus stigma perempuan penyandang disabilitas

id SAPDA,iklan,stigma,perempuan disabilitas

SAPDA meluncurkan iklan hapus stigma perempuan penyandang disabilitas

Direktur SAPDA Nurul Saadah Andriani (ANTARA/HO-Humas Pemkot Yogyakarta)

Yogyakarta (ANTARA) - Salah satu lembaga yang bergerak dalam layanan dan dukungan bagi penyandang disabilitas, Sentra Advokasi Perempuan Difabel dan Anak (SAPDA), memproduksi iklan yang diharapkan mampu menghapus stigma perempuan penyandang disabilitas.

"Melalui iklan layanan masyarakat ini, kami ingin menunjukkan bahwa perempuan penyandang disabilitas juga mampu berdaya, tangguh, dan memiliki kontribusi besar untuk masyarakat," kata Direktur SAPDA Nurul Saadah Andriani di Yogyakarta, Jumat.

Selama ini, lanjut dia, masih banyak masyarakat yang melihat sebelah mata terhadap perempuan penyandang disabilitas. Kalangan itu dinilai kelompok perempuan yang lemah, harus selalu ditolong dan stigma lain yang pada akhirnya mengucilkan perempuan disabilitas tersebut.

"Iklan ini juga merupakan representasi penjualan SAPDA untuk menghapus stigma-stigma tersebut. Masyarakat perlu mendapat edukasi bahwa perempuan penyandang disabilitas juga setara dengan warga lainnya," katanya,

Dalam iklan berdurasi sekitar dua menit tersebut diperlihatkan bagaimana sepak terjang sejumlah perempuan penyandang disabilitas untuk bisa berkarya dan produktif.

Iklan tersebut dibintangi enam perempuan penyandang disabilitas dengan berbagai latar belakang profesi, antara lain dosen, pegawai negeri sipil, penari, fotografer, pelukis, dan aktivis di masyarakat.

Perempuan-perempuan tersebut juga memiliki disabilitas yang berbeda-beda, antara lain disabilitas fisik, netra, tuli, dan mental.

"Karena tema iklan adalah perempuan nusantara, maka kami pun mengambil latar budaya yang berbeda-beda," katanya.

Ia berharap, iklan layanan masyarakat tersebut dapat dipublikasikan secara luas melalui media sosial atau media lain milik pemerintah daerah.

"Kami ingin membuka mata masyarakat bahwa perempuan disabilitas itu adalah perempuan yang tangguh dan mampu berkarya asalkan diberi ruang, dukungan, dan layanan inklusif. Harapannya, stigma negatif di masyarakat bisa berangsur-angsur hilang," katanya.
Pewarta :
Editor: Bambang Sutopo Hadi
COPYRIGHT © ANTARA 2024