Pelaku usaha di Gunung Kidul mengharapkan bantuan penguatan usaha

id bantuan usaha,Pasar Argosari,PPKM,Gunung Kidul

Pelaku usaha di Gunung Kidul mengharapkan bantuan penguatan usaha

Pedagang Pasar Argosari Gunung Kidul mengharapkan bantuan penguatan usaha. (Foto ANTARA/Sutarmi)

Gunung Kidul (ANTARA) - Sejumlah pelaku usaha di Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengharapkan pemerintah pusat memberikan bantuan penguatan usaha selama pemberlakuan lembatasan kegiatan masyarakat.

Salah satu pedagang Pasar Rakyat Argosari Suparman di Gunung Kidul, Minggu, mengatakan sejak pelaksanaan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM), jumlah pengunjung Pasar Argosari turun drastis, hingga berdampak pada penurunan omzet penjualan.

"Sampai saat ini, pembeli turun drastis hingga 40 persen. Pasar menjadi sepi, dan daya beli masyarakat turun. Kami berharap ada kebijakan khusus bagi pedagang seperti kami supaya dapat bangkit kembali," harap Suparman.

Ia mengaku tetap bertahan membuka kiosnya, meski sepi beli. Dirinya masih bersyukur bisa tetap membuka kios, karena banyak sesama pedagang di Pasar Agorsari lebih memilih tutup karena hasil jualan tidak menutupi biaya operasional harian. Banyak pedagang memilih tutup demi menghindari kerugian, seperti pedagang makanan.

"Makanan kan cenderung tidak tahan lama, jadi mereka memilih tutup," kata Suparman.

Hal yang sama diungkapkan pedagang Pasar Rakyat Argosari lainya, Rini yang berdagang pakaian di Pasar Argosari. Sejak diberlakukan PPKM darurat, otomatis kiosnya tutup total karena tidak menjual kebutuhan pokok.

Padahal dirinya merupakan tulung punggung keluarga untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Selain itu, dirinya memiliki tanggungan melunasi pinjaman usaha.

Untuk bisa bertahan, dirinya menjual pakaian secara daring. Meski tidak banyak permintaan, tapi bisa untuk biaya operasional harian, dan bertahan.

"Salah satu cara, kami bertahan berjualan secara daring. Meski omzet tidak sebanyak saat buka kios, kami tetap bisa bertahan untuk biaya operasional," katanya.

Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024