BOR isolasi COVID-19 di rumah sakit Yogyakarta mulai turun

id BOR,rumah sakit,yogyakarta,covid-19

BOR isolasi COVID-19 di rumah sakit Yogyakarta mulai turun

Ilustrasi - Petugas menyiapkan fasilitas untuk isolasi pasien COVID-19 saat persiapan Shelter Isolasi COVID-19 di University Club (UC) Hotel Universitas Gadjah Mada (UGM), Sleman, D.I Yogyakarta, Rabu (14/7/2021). (ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko/foc.)

Yogyakarta (ANTARA) - Tingkat keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate ruang isolasi pasien COVID-19 di rumah sakit di Kota Yogyakarta menunjukkan kecenderungan penurunan, namun untuk keterisian ruang perawatan intensif masih cukup tinggi.

“Keterisian ruang isolasi pelan-pelan mulai turun sekarang sekitar 76 persen. Namun, ini juga disebabkan adanya penambahan kapasitas dari rumah sakit,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Emma Rahmi Aryani di Yogyakarta, Selasa.

Berdasarkan data pada awal Agustus, total ruang isolasi dari tujuh rumah sakit rujukan penanganan pasien COVID-19 sebanyak 308 tempat tidur dan terisi sebanyak 236 tempat tidur.

Sedangkan untuk ruang perawatan ICU sebanyak 43 tempat tidur terisi 41 tempat tidur. “Masih sekitar 95 persen. Untuk ICU masih cukup tinggi,” katanya.



Meskipun demikian, Emma mengatakan, perkembangan kasus COVID-19 di Kota Yogyakarta pada awal Agustus menunjukkan kecenderungan penurunan, khususnya untuk penambahan kasus baru.

“Puncak kasus di Kota Yogyakarta terjadi pada 4-10 Juli dan setelahnya menunjukkan perkembangan yang fluktuatif, namun cenderung ada penurunan,” katanya.

Sedangkan untuk kasus kematian pasien juga menunjukkan penurunan dari sekitar 30 hingga 37 pasien meninggal dunia dalam sehari, namun saat ini sudah turun menjadi sekitar lima pasien dalam sehari.

“Sebagian besar pasien memang menjalani isolasi mandiri di rumah. Tetapi kami juga tetap membuka layanan selter isolasi di Tegarejo dan Gemawang,” katanya.

Pasien yang menjalani isolasi mandiri di rumah diminta untuk disiplin dalam menjalani proses isolasi sehingga tidak berpotensi menularkan ke anggota keluarga lain. Pengawasan dilakukan oleh petugas dari puskesmas.

Emma pun mengingatkan warga Kota Yogyakarta untuk tetap mematuhi aturan PPKM dan menjalankan protokol kesehatan dengan disiplin sebagai upaya mencegah penularan kasus.

“Yang penting membatasi mobilitas dan mempercepat vaksinasi bagi masyarakat sehingga muncul kekebalan komunitas. Kami terus mengusahakan agar stok vaksin di Yogyakarta mencukupi,” katanya.

Saat ini, Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta juga berusaha merekrut tambahan tenaga kesehatan untuk mendukung penanganan pasien di rumah sakit meski untuk mendapat tambahan sumber daya manusia tidak mudah.

Pada Senin lalu terdapat tambahan 83 kasus positif di Kota Yogyakarta dengan 403 pasien sembuh atau selesai menjalani isolasi, lima pasien meninggal dunia sehingga total kasus aktif tercatat 3.144 kasus.*
 
Pewarta :
Editor: Bambang Sutopo Hadi
COPYRIGHT © ANTARA 2024