Kelangsungan klub di atas segalanya, Barca terpaksa lepas Messi

id Joan Laporta,Barcelona,Lionel Messi,Liga Spanyol,La Liga

Kelangsungan klub di atas segalanya, Barca terpaksa lepas Messi

Presiden Barcelona, Joan Laporta saat melakukan konfrensi pers pada 6 Agustus 2021 untuk menjelaskan perihal kepergian Lionel Messi. ANTARA/REUTERS/ALBERT GEA

Di La Liga, kami harus mematuhi aturan yang ada. Kami berharap mereka bisa lebih fleksibel dalam aturan ini, tetapi sayangnya tidak bisa begitu,
Jakarta (ANTARA) - Presiden Barcelona Joan Laporta mengatakan klub tidak mempunyai pilihan selain berpisah dengan Lionel Messi karena kelangsungan klub harus berada di atas segalanya meskipun harus melepas pemain terbaik dunia itu.

Laporta menyebut bahwa pihaknya sudah ingin mendaftarkan Messi ke La Liga, namun ternyata kontrak baru Messi lebih besar dari salary cap yang mereka dapatkan.

"Di La Liga, kami harus mematuhi aturan yang ada. Kami berharap mereka bisa lebih fleksibel dalam aturan ini, tetapi sayangnya tidak bisa begitu," kata laporta.

"Masalahnya beban gaji kami besarnya 110 persen dari jumlah pemasukan kami. Jadi kami tidak punya ruang untuk menambah gaji dari tim kami karena peraturan La Liga ini berdasarkan dari aturan Financial Fair Play," kata Laporta dalam konfrensi pers yang disiarkan secara daring dalam akun YouTube resmi klub seperti dikutip Reuters, Jumat.

Keinginan kedua belah pihak untuk kembali menjalin kerja sama tidak cukup. Sekarang Barcelona harus kehilangan pemain terbaik dalam sejarah klubnya, bahkan pemain yang disebut-sebut terhebat sepanjang masa.

Laporta mengaku berat hati mengambil keputusan ini, tetapi dia menegaskan klub harus di atas pemain, sekalipun dia pemain terbaik dunia.

Baca juga: Klub selanjutnya Lionel Messi: Paris Saint Germain atau Manchester City?

"Klub ini usianya lebih dari 100 tahun dan di atas segalanya - bahkan pemain terbaik dunia sekalipun. Kami akan selalu berterima kasih atas segala yang dia lakukan bagi kami. Klub lebih penting dari pada pemain dan presiden."

"Kami sempat ingin mengambil risiko itu. Kami sadar situasi yang sebenarnya di klub ini dan kami akan sangat membahayakan klub."

"Besaran gaji adalah faktor utama yang menyebabkan situasi penuh bencana ini dan itu gara-gara dewan yang sebelumnya. Memutus kontrak yang ada sekarang juga berisiko. Kami tak bisa menghancurkan klub."

Barcelona sendiri saat ini juga dihantam masalah finansial akibat kurangnya pemasukan akibat pandemi COVID-19 yang diperparah dengan utang yang mencapai hampir 1,2 miliar euro pada 2021.

Besarnya utang, ditambah tidak seimbangnya neraca keuangan klub telah memaksa Joan Laporta mengambil keputusan berat itu demi menyelamatkan Barcelona.

"Jadi, peraturan La Liga tidak mengizinkan kami mendaftarkan pemain. Mereka ingin memaksakan kontrak pada kami dari grup investasi (CVC) yang akan menggadaikan klub, dan saya tidak mau melakukan itu," tambah Joan.

"Saya tidak akan menggadaikan klub 50 tahun dari sekarang hanya untuk bisa mendaftarkan pemain terbaik sepanjang masa. Karena meskipun demikian, Barca di atas segalanya," pungkas dia.


 
Pewarta :
Editor: Nusarina Yuliastuti
COPYRIGHT © ANTARA 2024