Olimpiade sepak bola putra: Brazil dan Spanyol membidik medali emas kedua

id Olimpiade Tokyo 2020,Brazil,Spanyol

Olimpiade sepak bola putra: Brazil dan Spanyol membidik medali emas kedua

Pemain Spanyol Marco Asensio melakukan selebrasi usai membobol gawang Jepang pada babak semifinal sepak bola Olimpiade Tokyo 2020 di Stadion Saitama, Saitama, Jepang, Selasa (3/8/2021). Spanyol akan menantang Brasil di babak final sepak bola Olimpiade Tokyo usai menang 1-0 atas Jepang. ANTARA FOTO/REUTERS/Molly Darlington/wsj.

Jakarta (ANTARA) - Olimpiade Tokyo 2020 cabang sepak bola putra akhirnya memasuki partai final dan mempertemukan dua kekuatan sepak bola dunia yaitu Brazil dan Spanyol.

Kedua tim saat ini tengah membidik medali emas kedua mereka di ajang Olimpiade cabang sepak bola putra.

Sebelumnya, baik Brazil dan Spanyol baru sekali berhasil menjuarai Olimpiade cabang sepak bola putra dan nanti malam mereka ingin mengulangi pencapaian tersebut.

Brazil tercatat berhasil menyabet medali emas pada Olimpiade Rio 2016 sedangkan Spanyol meraih posisi tersebut pada Olimpiade Barcelona 1992, hampir 30 tahun yang lalu.

Perjalanan kedua tim di Olimpiade Tokyo 2020

Brazil dan Spanyol bisa mencapai partai final di Olimpiade Tokyo 2020 dengan berbagai perjuangan setelah mengalahkan lawan-lawan yang cukup berat.

Brazil bisa melaju ke perempat final setelah berhasil menjuarai Grup D yang dihuni oleh Pantai Gading, Jerman dan Arab Saudi.

Brazil berhasil mengumpulkan 7 poin dari hasil bermain imbang melawan Pantai Gading dan menang atas Jerman dan Arab Saudi.

Pada perempat final, Brazil bertemu dengan wakil Benua Afrika yaitu Mesir dan berhasil menang tipis dengan skor 1-0.

Pada semifinal, Brazil bertemu dengan lawan mereka di final Olimpiade London 2012, Meksiko yang menggagalkan kesempatan mereka meraih medali emas di ajang itu.

Menghadapi Meksiko, Brazil tidak bisa memenangi pertandingan dengan bermain imbang 0-0 di waktu normal dan babak tambahan yang membuat laga dilanjutkan dengan adu penalti.

Pada babak adu penalti, Brazil memastikan diri lolos ke partai final Olimpiade cabang sepak bola putra dengan skor 4-1.

Di sisi lain, Spanyol berhasil mengunci posisi juara Grup C setelah meraih satu kemenangan melawan Australia dan dua hasil imbang melawan Mesir serta Argentina.

Pada akhirnya Spanyol lolos ke perempat final sebagai juara grup dan ditemani oleh Mesir yang berada di peringkat kedua.

Pada perempat final, Spanyol berhadapan dengan Pantai Gading dan harus menunggu hingga menit akhir untuk menyamakan kedudukan setelah sebelumnya tertinggal 1-2.

Saat itu, pemain pengganti Rafa Mir berhasil tampil sebagai pahlawan setelah mencetak gol di akhir tambahan waktu babak kedua.

Di babak perpanjangan waktu, Rafa Mir lagi-lagi menjadi pahlawan Spanyol setelah berhasil dua gol tambahan yang membuat mereka menang atas Pantai Gading 5-2.

Pada semifinal, Spanyol harus menemui tuan rumah Jepang dan kembali dipaksa bermain imbang 0-0 hingga waktu normal usai.

Kali ini, pemain Real Madrid Marco Asensio menjadi pahlawan dari Spanyol setelah berhasil mencetak gol pada menit 115 yang sekaligus mengubur harapan Jepang lolos ke partai final untuk pertama kalinya.

Brazil buka peluang samai pencapaian Argentina, Uruguay dan Hungaria

Brazil membuka peluang untuk menyamai pencapaian Argentina, Uruguay dan Hungaria dengan berhasil menjuarai Olimpiade cabang sepak bola putra sebanyak dua kali secara beruntun.

Saat ini, Brazil merupakan juara pada Olimpiade sebelumnya ketika diadakan di negara mereka tepatnya di Kota Rio De Janeiro pada tahun 2016.

Sebelumya, Argentina berhasil menyabet medali emas Olimpiade cabang sepak bola putra secara dua kali beruntun tepatnya pada Olimpiade Athena 2004 dan Beijing 2008.

Jauh sebelumnya, tim Uruguay dan Hungaria juga pernah berhasil melakukan ini ketika format Olimpiade cabang sepak bola putra masih dibela oleh tim senior.

Uruguay berhasil juara pada Olimpiade Paris 1924 dan Amsterdam 1928, sedangka Hungaria melakukan hal tersebut pada Tokyo 1964 dan Mexico City 1968.

Keberhasilan Brazil menjuarai Olimpiade Tokyo 2020 cabang sepak bola putra nantinya membuat Tim Samba menjadi negara keempat yang berhasil meraih medali emas Olimpiade dua kali secara beruntun.

Spanyol coba ulangi sukses tahun 1992

Pada gelaran Olimpiade Barcelona 1992, Spanyol berhasil mendapatkan medali emas dan tercatat sukses memenangkan semua pertandingan dari 8 pertandingan yang dilalui.

Ketika memulai turnamen, Spanyol tergabung di Grup B yang berisikan Qatar, Mesir dan Kolombia dan La Roja berhasil menyapu bersih kemenangan ketika berlaga di fase grup.

Selanjutnya di perempat final, Spanyol bertemu dengan Italia yang merupakan peringkat kedua dari Grup A. Pada pertandingan ini, Spanyol berhasil menang tipis atas Italia dengan skor 1-0 berkat gol yang dicetak oleh Kiko pada menit 38.

Pada semifinal, Spanyol berhadapan dengan wakil asal Afrika Ghana yang tampil mengejutkan karena berhasil melangkah sejauh ini.

Meskipun begitu, Spanyol tetap berhasil mengatasi perlawanan Ghana dengan sukses memenangkan pertandingan dengan skor 2-0 berkat gol dari Abelardo Fernandez dan Rafael Berges.

Pada partai final, Spanyol berhadapan dengan sesama wakil Eropa yaitu Polandia yang sebelumnya berstatus sebagai juara Grup A.

Pertandingan final ini berjalan sengit setelah terjadi saling kejar skor namun pada akhirnya Spanyol bisa keluar sebagai juara setelah menang 3-2 atas Polandia.

Pencapaian di Olimpiade Barcelona 1992 tentu ingin diulangi kembali oleh Spanyol di Tokyo 2020.

Saat ini Spanyol tercatat memiliki pemain bertalenta dan berpengalaman seperti Pedri, Marco Asensio, Eric Garcia dan Dani Olmo yang bisa memberikan dimensi berbeda terhadap permainan Spanyol.

Selanjutnya patut ditunggu apakah Brazil bisa menyabet medali emas Olimpiade dua kali secara beruntun atau Spanyol yang bisa mengulangi sukses pada tahun 1992 silam.

Pertandingan final Olimpiade Tokyo 2020 cabang sepak bola putra antara Brazil vs Spanyol ini akan digelar pada Sabtu di Stadion Internasional Yokohama, Yokohama, Jepang pada pukul 18:30 WIB.
Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024