KPU Kulon Progo sukses lakukan uji coba aplikasi Pemilos secara daring

id Pemilos,KPU Kulon Progo,Kulon Progo

KPU Kulon Progo sukses lakukan uji coba aplikasi Pemilos secara daring

KPU Kabupaten Kulon Progo uji coba pemilos secara daring. ANTARA/HO-KPU Kabupaten Kulon Progo

Uji coba aplikasi Pemilos yang dibangun oleh Dinas Komunikasi dan Informatika Kulon Progo merupakan tahapan penting untuk menguji tingkat keandalan aplikasi, infrastruktur teknologi informasi,...
Kulon Progo (ANTARA) - Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yoagyakarta, suskes melakukan uji coba aplikasi pemungutan suara Pemilihan Ketua OSIS secara daring di SMK Negeri 1 Pengasih.

Koordinator Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Partisipasi Masyarakat, dan SDM KPU Kabupaten Kulon Progo Hidayatut Thoyyibah di Kulon Progo, Rabu, mengatakan Pemilihan Ketua OSIS (Pemilos) tetap bisa dilaksanakan sekalipun dalam masa pandemi COVID-19 yang dilakukan secara elektronik dari keberadaan siswa masing-masing.

"Uji coba aplikasi Pemilos yang dibangun oleh Dinas Komunikasi dan Informatika Kulon Progo merupakan tahapan penting untuk menguji tingkat keandalan aplikasi, infrastruktur teknologi informasi, dan respons pengguna atas aplikasi yang diimplementasikan," kata Hidayatut Thoyyibah.

Baca juga: DPD PKS-Dinkes Kulon Progo menyelenggarakan vaksinasi massal

Ia mengatakan bahwa pelaksanaan uji coba Pemilos dilakukan pada SMK Negeri 1 Pengasih, yang memiliki jumlah pemilih besar sebanyak 1.073 siswa.

Uji coba aplikasi pemungutan suara diikuti siswa dengan memilih kandidat yang telah terdaftar dan memiliki akun sebagai pemilih yang telah registrasi sebelumnya dalam interface "JendelaKU".

Pemungutan suara dibuka pada pukul 08.00 WIB, aplikasi berjalan lancar yang diakses pemilih secara daring. Semua pemilih telah menggunakan hak pilih dalam waktu 1 jam sehingga diketahui rekapitulasi hasil sesuai dengan blangko formulir pemilihan umum yang sudah tersedia dalam aplikasi.

Beberapa masukan dan permasalahan yang dihadapi disampaikan dalam monitoring secara daring dari pendamping sekolah, panitia pemilihan OSIS, dan KPPS sekolah.

Baca juga: Isoter Rusunawa Giripeni Kulon Progo rawat 24 pasien

Ia menyebutkan sejumlah catatan dalam uji coba Pemilos kali ini masih dijumpai siswa lupa kata sandi, siswa yang tidak bisa mengakses gawai karena tinggal di pesantren, tidak jelinya siswa dalam mengikuti tutorial melalui video tutorial.

"Akan kami tekankan dalam trinaing Pemilos minggu depan agar kesalahan serupa tidak terjadi," katanya.

Berdasarkan pengelaman penyelenggaraan Pemilos 2020 secara daring dan diikuti oleh 113 sekolah dengan jumlah pemilih lebih dari 27.000 siswa dengan waktu penyiapan aplikasi dan sosialisasi yang terbatas, dia memandang perlu penambahan 3 hari pemungutan suara lanjutan.

Untuk penyempurnaan, menurut dia, perlu menambahkan beberapa fitur baru, seperti fitur ruang kampanye, fitur daftar hadir, video-video tutorial yang memungkinkan semua siswa, dan Panitia Pemilihan OSIS bisa mempelajari pengoperasionalan aplikasi.

Ia menjelaskan bahwa fitur kampanye menjadi ruang bagi setiap calon ketua OSIS yang dapat menyampaikan pesan-pesan kampanyenya sehingga pemilih bisa mengetahui visi, misi, prestasi, dan rencana kerja unggulan yang ditawarkan.

Fitur daftar hadir, kata dia, bisa membantu KPPS untuk mengetahui siapa saja yang belum melakukan pemungutan suara sekaligus bisa mengingatkan yang bersangkutan melalui WA kelas/TPS.

"Fitur daftar hadir atau dalam Pemilu 2019 dikenal sebagai formulir C7, bisa juga digunakan oleh guru untuk memberikan penilaian dalam pembelajaran PPKn, terkait dengan praktik berdemokrasi dengan mengikuti pemungutan suara dalam Pemilos," katanya.

Sementara itu, Kepala Bidang Aplikasi Informatika Dinas Kominfo Kulon Progo Sutarman mengatakan bahwa hasil uji coba dapat disimpulkan bahwa aplikasi telah siap dan Pemilos yang sesungguhnya bisa dilakukan dengan metode daring.

Untuk itu, kata dia, perlu pengenalan dan publikasi secara terus-menerus metode penggunaan aplikasi pemungutan secara daring agar siswa dapat menggunakan aplikasi, mengetahui tahapan dan esensi pembelajaran demokrasi bagi pemilih pemula.

"Secara umum aplikasinya sudah bisa dipakai, uji coba kali ini dilakukan untuk menguji keandalan aplikasi apakah bisa digunakan oleh orang banyak secara bersamaan. Alhamdulillah, hanya dalam waktu 1 jam seluruh siswa sudah memilih dan aplikasi dapat digunakan dengan akses yang lancar," katanya.