Pemkot Yogyakarta dampingi anak yang kehilangan orang tua akibat COVID-19

id dampak pandemi covid,puspaga yogyakarta,penanggulangan covid

Pemkot Yogyakarta dampingi anak yang kehilangan orang tua akibat COVID-19

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana Kota Yogakarta Edy Muhammad. (ANTARA/Eka AR)

Yogyakarta (ANTARA) - Upaya penanggulangan COVID-19 di Kota Yogyakarta tidak hanya difokuskan pada pasien yang dikonfirmasi terinfeksi virus corona, namun juga pada anak-anak yang kehilangan orang tua akibat wabah penyakit tersebut.

“Pendampingan kepada anak-anak yang menjadi piatu, yatim, bahkan yatim piatu sudah kami lakukan dua tahap, masing-masing 11 anak melalui Pusat Pembelajaran Keluarga (Puspaga),” kata Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana Kota Yogyakarta Edy Muhammad di Yogyakarta, Senin.

Menurut dia, pemerintah kota antara lain memberikan pendampingan psikologis kepada anak-anak yang kehilangan orang tua akibat COVID-19, karena ada anak yang mengalami trauma berat setelah kehilangan ayah, ibu, atau kedua orang tua akibat pandemi COVID-19.

“Kami tidak akan menghitung berapa kali harus melakukan pendampingan. Yang pasti, pendampingan akan diberikan sampai setiap anak yang kehilangan orang tua bisa menerima kondisi tersebut,” katanya.

Ia menjelaskan, pemerintah kota mendata anak-anak yang kehilangan orang tua akibat COVID-19 serta memberikan bantuan dan pendampingan sesuai dengan kebutuhan mereka.

“Ada anak-anak yang masih berusia di bawah dua tahun dan anak-anak balita yang harus kehilangan orang tua,” katanya.

Pemerintah kota, menurut dia, juga mengidentifikasi kebutuhan pengasuhan bagi anak-anak yang kehilangan orang tua akibat COVID-19.

“Kami juga akan mendata untuk kebutuhan pengasuhan. Memang lebih baik jika diasuh oleh saudara terdekat atau ke kerabat. Meskipun demikian, tidak menutup kemungkinan opsi untuk pengasuhan alternatif,” katanya.

Jika pengasuhan alternatif dibutuhkan, Edy mengatakan, maka pemerintah daerah akan melakukan penjangkauan dan mencarikan tempat pengasuhan alternatif terbaik yang memungkinkan anak tumbuh dan berkembang dengan baik.

Sementara itu, Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi mengatakan, penanganan anak-anak yang menjadi yatim, piatu, atau yatim piatu akibat COVID-19 dilakukan pemerintah daerah dengan melibatkan korporasi dan lembaga sosial.

“Sudah kami lakukan sejak dua pekan terakhir. Ada beberapa korporasi yang terlibat dengan memberikan bantuan kepada anak-anak yang kehilangan orang tua mereka akibat COVID-19,” katanya.

Heroe menginginkan dukungan dan pendampingan terhadap anak-anak tersebut tidak hanya dilakukan satu atau dua kali saja tetapi dilakukan secara berkesinambungan.

“Intervensi perlu dilakukan, misalnya untuk mendukung kebutuhan pendidikan dengan beasiswa atau dukungan lainnya,” katanya.

Berdasarkan data pemerintah kota per 12 Agustus, ada 57 anak yang menjadi yatim, 23 anak yang menjadi piatu, dan tujuh anak yang menjadi yatim piatu akibat pandemi COVID-19 di Kota Yogyakarta.

 
Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024