113th Grand Inna Malioboro reresik bantaran Kali Code bersama IIP BUMN Yogyakarta

id Grand Malioboro,Yogyakarta

113th Grand Inna Malioboro reresik bantaran Kali Code bersama IIP BUMN Yogyakarta

Reresik Bantaran Kali Code oleh Karyawan Karyawati Grand Inna Malioboro dan Warga Kali Code. (Grand Inna Malioboro)

Yogyakarta (ANTARA) - 113th Grand Inna Malioboro hadir di Yogyakarta sebagai hotel dengan konsep Heritage dan Kolonial. 

Hotel yang berdiri sejak tahun 1908 dengan 7 kali perubahan nama  dari Grand Hotel de Djokdja, Hotrel Asahi, Hotel Merdeka, Hotel Garuda, Natour Garuda, Inna Garuda,  dan sejak 15 Maret 2017 menggunakan nama Grand Inna Malioboro. 

Sebagai rangkaian acara Anniversary yang ke 113th, Grand Inna Malioboro mengadakan Reresik Bantaran Kali Code pada Rabu, 25 Agustus 2021 mulai pukul 08.00 WIB diikuti oleh karyawan-karyawati Grand Inna Malioboro, dan Warga Kali Code.

Public Relations Manager Grand Inna Malioboro Retno Kusuma mengatakan kegiatan ini merupakan bentuk kepedulian akan kebersihan lingkungan khususnya di area Kali Code sekaligus untuk lebih mengenalkan keberadaan Kali Code sebagai salah satu tempat untuk wisata.

"Kegiatan reresik ini selalu kami selenggarakan setiap tahunnya sebagai bentuk kegiatan CSR Grand Inna Malioboro, tetapi khusus di tahun ini kami selenggarakan dengan cara berbeda," kata dia.

 
Penyerahan Bakti Sosial secara simbolis kepada Kepala Desa Suryatmajan oleh Koordinator IIP BUMN DIY didampingi General Manager Grand Inna Malioboro. (Grand Inna Malioboro)


Menurut Retno, biasanya reresik dilaksanakan di sungai dengan cara membendung aliran atas.

"Tapi kali ini kami membersihkan disepanjang bantaran kali Code, dan tentunya dengan jumlah peserta terbatas dengan penerapan protokol kesehatan," kata dia.

Selain reresik, dilaksanakan juga penyerahan secara simbolis bantuan bakti sosial kepada warga kali code bersama IIP BUMN DIY diterimakan oleh  Kepala Desa Suryatmajan, Yogyakarta.

Sebagai acara penutup dilakukan penyerahan secara simbolis bantuan bakti sosial kepada Pedagang Kaki Lima dan Tukang Becak Malioboro yang diterimakan oleh beberapa perwakilan.

"Kegiatan CSR ini sebagai empati atas keberlanjutan PPKM di daerah Istimewa Yogyakarta khususnya sehingga berdampak kepada warga yang mencari mata pencahariaan di Malioboro," kata Retno.