Jakarta (ANTARA) - Penghargaan "I'mPossible," yang diinisiasi oleh Komite Paralimpiade Internasional (IPC), mewarnai penutupan Paralimpiade Tokyo 2020 di Tokyo, Jepang, Minggu malam.
"I'mPossible" merupakan gerakan yang diinisiasi IPC pada 2017. Penghargaan diberikan kepada mereka yang dinilai berkontribusi terhadap dunia yang lebih inklusif. Mereka dianggap menginspirasi dan merupakan agen perubahan.
Penerima penghargaan "I'mPossible" di antaranya adalah Lassam Katongo dari Zambia dan Katarzyna Rogowiec dari Polandia, yang merupakan pelari dan pemain ski pada Paralimpiade sebelumnya.
Upacara penutupan Paralimpiade Tokyo, yang mengakhiri hampir dua pekan kompetisi di antara para atlet penyandang disabilitas dari seluruh dunia, digelar di Stadion Nasional.
Seperti halnya Olimpiade yang berakhir pada 8 Agustus, upacara penutupan dibuka di depan lautan kursi kosong dengan hanya sejumlah pejabat yang menghadiri, termasuk Putra Mahkota Jepang Akishino dan Presiden Komite Paralimpiade Internasional (IPC), Andrew Parsons.
Upacara penutupan Paralimpiade Tokyo, yang dimulai pukul 20.00 waktu setempat atau pukul 18.00 WIB, dibuka dengan penampilan sekelompok seniman muda Jepang terdiri dari komposer, gitaris, drumer dan violinis, yang merupakan penyandang disabilitas.
Penari kemudian memenuhi bagian tengah lapangan, yang ternyata telah dikelilingi oleh sejumlah peserta Paralimpiade di kursi yang telah disediakan.
Penampilan para penari, yang mengenakan baju warna-warni seperti diusung pada logo Paralimpiade, tersebut ditutup dengan kembang api yang memancarkan warna serupa dari atap stadion.
Para penari kemudian meninggalkan tengah lapangan yang bertuliskan "Tokyo 2020 Paralympics Game," sambil menunjukkan kertas bertuliskan "Thank you to all..."
Bendera Jepang yang dibawa oleh sejumlah peraih medali -- termasuk peraih emas Sato Tomoki dan atlet para-renang berusia 14 tahun yang menjadi peraih medali termuda Jepang, Yamada Miyuki -- untuk kemudian dikibarkan.
Selanjutnya, pawai atlet membawa bendera memasuki lapangan dengan diawali oleh bendera tim pengungsi Paralimpiade.
Terlepas dari kesulitan, seperti protokol perjalanan COVID-19, sekitar 4.400 atlet dari 162 negara dan wilayah, berkompetisi di Paralimpiade, yang dibuka pada 23 Agustus.
Di antara para atlet yang berkompetisi tersebut termasuk dua di antaranya adalah atlet dari Afghanistan yang berhasil dievakuasi, dan akhirnya tiba di Tokyo, berkat upaya multinasional.
Paralimpiade Tokyo 2020 memperebutkan 539 medali di 22 cabang olahraga, di mana para-taekwondo dan parabulutangkis dipertandingkan untuk pertama kalinya.
Berita Lainnya
Fesyen Indonesia ikuti Fashion World Tokyo 2024
Kamis, 18 April 2024 4:27 Wib
Menparekraf: "Pop Up Little Tokyo" percepat bisnis otomotif
Selasa, 2 April 2024 16:23 Wib
RI promosikan budaya melalui bazar amal di Tokyo, Jepang
Kamis, 28 Maret 2024 19:54 Wib
Kecelakaan kapal tanker, enam ABK WNI tewas, satu selamat
Jumat, 22 Maret 2024 20:15 Wib
Tokyo Marathon inspirasi wisata olahraga Indonesia, ungkap Sandiaga
Rabu, 6 Maret 2024 7:54 Wib
Doping, Juara Tokyo Marathon 2017 diskors 8 tahun
Rabu, 14 Februari 2024 20:54 Wib
Putri Takamado menanam pohon sakura di Wisma Duta Tokyo
Sabtu, 3 Februari 2024 5:41 Wib
Masyarakat Jepang terpesona Tari Pelgongan Rajapatni, Bali-Majapahit
Sabtu, 3 Februari 2024 5:38 Wib