Capaian vaksinasi dosis ketiga di Kulon Progo mencapai 76,84 persen

id vaksinasi dosis ketiga,Kulon Progo,COVID-19,vaksin covid,vaksin corona,vaksin covid-19,vaksinasi

Capaian vaksinasi dosis ketiga di Kulon Progo mencapai 76,84 persen

Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kulon Progo Baning Raahayujati. (Foto ANTARA/Sutarmi)

Kulon Progo (ANTARA) - Capaian vaksinasi COVID-19 dosis ketiga untuk tenaga kesehatan di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencapai 76,84 persen atau 2.204 orang dari target 2.868 sasaran.

Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kulon Progo Baning Rahayujati di Kulon Progo, Minggu, mengatakan percepatan vaksinasi dosis ketiga, penyuntikan kepada tenaga kesehatan di Kulon Progo dilakukan secara bertahap agar tidak mengganggu pelayanan kepada masyarakat.

"Hal tersebut dilakukan karena efek samping atau Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) yang terbilang cukup parah dan bisa dirasakan berhari-hari oleh penerima," kata Baning.
 

Ia mengatakan dalam vaksinasi dosis ketiga ini, pihaknya menggunakan vaksin Moderna. Vaksin tersebut merupakan salah satu jenis vaksin generasi baru yang harus disimpan dalam suhu minus 20 derajat Celsius.

Diakui Baning, dalam beberapa waktu terakhir pihaknya memang terkendala ketersediaan lemari pendingin yang dikhususkan untuk vaksin Moderna. Sehingga oleh Dinas Kesehatan Kulon Progo dilakukan upaya modifikasi lemari-lemari pendingin yang sudah ada.
 

"Beberapa lemari pendingin milik Dinkes Kulon Progo sudah kami modifikasi, sehingga telah memiliki kemampuan untuk menyimpan vaksin Moderna," katanya.

Sementara itu, Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kulon Progo Fajar Gegana mengatakan Kabupaten Kulon Progo mendapat alokasi sebanyak 3.000 dosis vaksin Moderna dari pemerintah provinsi. Jumlah vaksin tersebut akan diprioritaskan kepada tenaga kesehatan terlebih dahulu.

"Sebagaimana kita ketahui KIPI dari Moderna ini bisa dirasakan berhari-hari, sehingga kami minta agar vaksinasinya dilakukan secara bertahap. Hal itu untuk menjaga stabilitas tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat," katanya.