AS akan nilai hubungan Pakistan atas masa depan Afghanistan

id Blinken,Amerika,Afghanistan,Pakistan

AS akan nilai hubungan Pakistan atas masa depan Afghanistan

Presiden Amerika Serikat Joe Biden setibanya di Dover Air Force Base in Dover, Delaware, AS (29/8/2021), memberi penghormatan kepada jenazah tentara-tentara AS yang meninggal akibat serangan bom bunuh diri di Bandara Internasional Hamid Karzai, Kabul, Afghanistan. ANTARA FOTO/REUTERS/Tom Brenner/aww.

Washington (ANTARA) - Amerika Serikat akan meninjau hubungannya dengan Pakistan dalam beberapa minggu mendatang untuk merumuskan peran apa yang Washington ingin mainkan terkait Afghanistan di masa depan, kata Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken pada Senin (13/9).

Dalam rapat dengar pendapat publik pertama di Kongres tentang Afghanistan sejak pemerintah Afghanistan dukungan AS runtuh pada Agustus, Blinken mengatakan kepada Komite Urusan Luar Negeri Dewan Perwakilan Rakyat bahwa Pakistan memiliki "banyak kepentingan yang sebagian bertentangan dengan kepentingan kita."

"Ini adalah (negara, red) yang terus-menerus tidak menentukan sikap soal masa depan Afghanistan. Ini adalah (negara, red) yang ikut memberi tempat perlindungan bagi para anggota Taliban ... Ini adalah (negara, red) yang juga memiliki aspek-aspek berbeda dalam kerja sama dengan kita menyangkut kontraterorisme," kata Blinken. 

Ketika ditanya oleh anggota parlemen apakah sudah waktunya bagi Washington untuk menilai kembali hubungannya dengan Pakistan, Blinken mengatakan pemerintah akan segera melakukan itu.

"Ini adalah salah satu hal yang akan kami lihat dalam beberapa hari, dan minggu ke depan --peran yang telah dimainkan Pakistan selama 20 tahun terakhir, tetapi juga peran yang ingin kita lihat Pakistan mainkan di tahun-tahun mendatang dan apa yang Pakistan perlukan untuk melakukan itu," katanya.

Penarikan pasukan Amerika Serikat dari Afghanistan mencapai puncaknya dengan beberapa kali melakukan penerbangan evakuasi. 

Ribuan warga Afghanistan sekutu AS tidak terangkut dalam pengaturan yang tergesa-gesa itu.

Ketika itu, kesibukan evakuasi juga diwarnai dengan serangan bom bunuh diri di luar bandara Kabul hingga menewaskan 13 tentara AS dan puluhan warga Afghanistan. 
 
Amerika Serikat dan negara-negara Barat sulit menjaga harmoni setelah Taliban menang.

Mereka enggan mengakui keabsahan kelompok Islam itu, namun harus menerima kenyataan bahwa mereka perlu berhubungan dengan Taliban guna mencegah krisis kemanusiaan yang membayangi.

Pakistan memiliki hubungan yang dalam dengan Taliban dan dituduh mendukung kelompok itu saat Taliban memerangi pemerintah dukungan AS di Kabul selama 20 tahun.

Tuduhan tersebut dibantah oleh pemerintah di Islamabad. 

Pakistan juga dianggap sebagai salah satu dari dua negara, bersama dengan Qatar, yang memiliki pengaruh paling besar atas Taliban. 

Banyak pemimpin senior Taliban diperkirakan melarikan diri ke Pakistan setelah AS memimpin invasi ke Afghanistan pada 2001.

Sumber: Reuters
Pewarta :
Editor: Herry Soebanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024