RSUD Wonosari Gunung Kidul rawat 17 orang pasien COVID-19

id COVID-19,RSUD Wonosari,Gunung Kidul

RSUD Wonosari Gunung Kidul rawat 17 orang pasien COVID-19

Ilustrasi - Pasien COVID-19 di RSUD Wonosari melakukan foto bersama setelah dinyatakan sembuh dan diperbolehkan pulang. (ANTARA/HO-Humas RSUD Wonosari)

Gunung Kidul (ANTARA) - Pasien terkonfirmasi COVID-19 yang saat ini menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah Wonosari, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, sebanyak 17 pasien dari total 204 kasus aktif di wilayah ini.

"Secara keseluruhan, jumlah pasien terkonfirmasi COVID-19 yang dirawat di RSUD Wonosari sangat berkurang. Sampai hari ini yang dirawat sebanyak 17 pasien dari sebelumnya berkisar tujuh sampai 10 pasien. Artinya pasien COVID-19 yang dirawat masih fluktuatif," kata Direktur RSUD Wonosari dr. Heru Sulistyowati di Gunung Kidul, Kamis.

Ia mengatakan penurunan pasien COVID-19 di RSUD Wonosari tidak terlepas dari turunnya kasus harian COVID-19 di bawah 25 kasus per hari dalam beberapa hari terakhir.

Turunnya pasien membuat tingkat keterisian tempat tidur pasien COVID-19 di RSUD Wonosari juga berkurang. Jika sebelumnya sempat mencapai 83 tempat tidur, saat ini tersisa 39 tempat tidur untuk isolasi COVID-19.

Bangsal-bangsal yang sempat digunakan untuk COVID-19 juga dikembalikan fungsinya untuk penanganan semula.

Heru mengatakan bangsal yang masih terpakai untuk COVID-19 adalah Mawar dan Dahlia.

"Serta tenda darurat yang dulu didirikan untuk penanganan IGD non-COVID, kini juga sudah dibongkar," katanya.

Pihaknya tetap melakukan antisipasi jika jumlah pasien bergejala kembali melonjak, salah satunya dengan kembali mengonversi bangsal-bangsal untuk penanganan COVID-19.

Ia mengatakan proses konversi hanya memakan waktu seharian. Adapun yang dilakukan berupa sterilisasi serta mengatur berbagai peralatan yang ada di dalamnya.

"Jadi sifatnya fleksibel, kalau nanti harus konversi lagi kami siap," kata dia.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Gunung Kidul Dewi Irawaty sebelumnya mengimbau RS tidak buru-buru melakukan konversi tempat tidur. Antisipasi tetap perlu dilakukan.

"Saat ini kegiatan masyarakat mulai dilonggarkan, seiring dengan turunnya status PPKM Gunung Kidul ke level 3. Begitu juga dengan rencana pembukaan kembali destinasi wisata dengan status uji coba terbatas. Kita harus belajar dari pengalaman sebelumnya, saat gelombang satu dan dua penyebaran COVID-19," kata dia.