Bantul (ANTARA) - Bupati Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Abdul Halim Muslih mengatakan bahwa pertanian menjadi salah satu sektor unggulan dan strategis di kabupaten ini, sehingga ditetapkan sebagai prioritas rencana pembangunan pemerintah daerah.
"Kita tahu bahwa sektor pertanian di Kabupaten Bantul ini merupakan sektor unggulan dan strategis, letak strategisnya itu karena sektor pertanian di Bantul dihuni oleh mayoritas penduduk," kata Bupati di sela menghadiri panen raya sistem mina padi di Desa Kebonagung, Imogiri, Bantul, Kamis.
Menurut dia, sektor pertanian dihuni oleh mayoritas penduduk Bantul, sehingga memiliki kontribusi terhadap produk domestik regional bruto (PDRB) Bantul terbesar kedua setelah sektor industri yang di dalamnya ada ekonomi kreatif, perajin dan pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM).
"Jadi urut-urutannya PDRB di Bantul itu pertama sektor industri, kedua pertanian, dan ketiga pariwisata, sehingga ketiga sektor inilah yang kami tetapkan sebagai prioritas di dalam rencana pembangunan jangka menengah Kabupaten Bantul," katanya.
Meski demikian, kata Bupati, ketiga sektor unggulan di Bantul memiliki tantangan tersendiri, utamanya sektor pertanian ini dari dulu sampai sekarang menghadapi dua tantangan, yaitu tantangan produksi atau produktivitas, dan kedua tantangan pemasaran hasil pertanian.
"Kita sudah melakukan terus menerus inovasi, berbagai sistem terus kita coba, berbagai varietas kita coba dan Alhamdulillah dari sisi produktivitas bisa ditingkatkan, tetapi dari sisi pemasaran atau market inilah yang sampai saat ini masih menghadapi tantangan yang tidak ringan," katanya.
Bupati mengatakan, karena tantangan sektor pertanian itu khas misalnya harga yang berfluktuasi karena mengikuti mekanisme pasar, karena itu pemerintah bersama DPRD dan tokoh-tokoh pegiat pertanian terus berfikir keras, agar persoalan harga ini bisa ditanggulangi.
"Kita di Bantul mempunyai beberapa komoditi andalan, setidaknya ada lima komoditi, yaitu padi, jagung, kedelai, bawang merah, dan cabai, lima komoditi ini memiliki karakteristik yang berbeda-beda mulai dari produksi sampai pemasarannya," katanya.
Bupati mengatakan, khusus untuk padi, merupakan komoditi yang ditetapkan sebagai komoditi politik, politik dalam arti untuk menyelamatkan pangan rakyat, misalnya kalau harganya terlalu tinggi maka kasihan rakyat, kalau harga terlalu rendah yang kasihan petani.
"Maka bagaimana kita membuat yang sedang sedang saja, harga tidak tinggi, dan tidak rendah agar petani tidak rugi, masyarakat tidak berat, ini tantangan kita. Dan beberapa kali kita telah melakukan uji coba uji coba varietas, memang hasilnya belum optimal utamanya dari sisi pemasaran," katanya.
Berita Lainnya
Pemkab Bantul meminta ASN perhatikan aturan cuti bersama Lebaran
Kamis, 28 Maret 2024 12:50 Wib
Memberamo Raya, Papua, diguncang gempa
Kamis, 21 Maret 2024 9:41 Wib
Kebun Raya Indrokilo Boyolali, Jateng, tarik wisatawan mudik Lebaran 2024
Rabu, 20 Maret 2024 10:50 Wib
Perayaan Nyepi refleksi indah untuk semua, papar Wapres
Senin, 11 Maret 2024 14:43 Wib
"Prambanan Dalam Sunyi" menghadirkan suasana hening di Candi Prambanan
Senin, 11 Maret 2024 14:24 Wib
Parade Ogoh-ogoh di Badung, Bali, dibanjiri wisatawan
Senin, 11 Maret 2024 5:49 Wib
Simak, persiapan Ramadhan ala Sivia Azizah
Minggu, 10 Maret 2024 19:15 Wib
Panen raya 560 ribu ton gabah kering di Demak, Jateng
Minggu, 10 Maret 2024 19:09 Wib