10 pelajar Nigeria dibebaskan usai disekap dua bulan

id Nigeria,pelajar sekolah,penculika nigeria

10 pelajar Nigeria dibebaskan usai disekap dua bulan

Arsip - Seorang wanita bersama putranya yang diselamatkan oleh pasukan keamanan dari penculik anak sekolah di Katsina, Nigeria, Desember 2020. (ANTARA/Reuters)

Kaduna (ANTARA) - Sekelompok bandit melepaskan 10 murid sekolah yang mereka culik dua bulan lalu dari sekolah menengah Baptis Bethel di bagian barat laut Nigeria, sebut sekolah tersebut pada Sabtu (18/9).

Pendeta John Hayab, administrator Baptis Bethel, mengatakan 21 murid sekolah tersebut masih disekap.

Dia mengatakan bahwa sejumlah uang tebusan telah dibayarkan untuk membebaskan delapan murid, sementara dua lainnya dilepas akibat kondisi kesehatan yang buruk.

Bulan lalu, para bandit melepas 15 pelajar dari sekolah itu setelah 28 murid dibebaskan pada Juli.

Sebelumnya, mereka telah melepas 28 anak lain dalam gelombang pertama, dua hari setelah serangan.

Sekitar 150 murid menghilang setelah sekelompok pria bersenjata menyerang sekolah di negara bagian Kaduna Nigeria pada bulan Juli.

Kejadian tersebut menjadi penculikan besar-besaran ke-10 sejak Desember, yang menurut otoritas setempat dilakukan oleh kelompok kriminal yang mencari uang tebusan.

“Mereka mencari lebih banyak uang, itulah mengapa mereka melepaskan anak-anak secara bertahap,” kata Hayab.

Menurut Hayab, para penculik meminta tebusan sebesar satu juta naira (Rp34,7 juta) per anak.

Sekolah-sekolah telah menjadi target penculikan untuk meminta tebusan di bagian utara Nigeria oleh kelompok-kelompok bersenjata.

Penculikan semacam itu pertama kali dilakukan oleh kelompok Boko Haram lalu diikuti oleh kelompok ISIS Afrika Barat, namun kini taktik serupa telah diadopsi oleh kelompik kriminal lainnya.

Badan Anak-Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), UNICEF, mengatakan pada Rabu bahwa 1 juta anak Nigeria tidak bisa bersekolah saat tahun ajaran baru dimulai akibat meningkatnya kasus penculikan murid sekolah dan situasi yang tidak aman.

Sumber: Reuters