Atlet menembak Hans Christian andalkan kekuatan mental raih medali emas untuk DIY

id Atlet menembak,Yogyakarta,Medali emas,PON Papua,hans christian

Atlet menembak Hans Christian andalkan kekuatan mental raih medali emas untuk DIY

Atlet menembak Hans Christian saat meraih Juara 1 pada ajang Sultan Iskandar Cup Johor Malaysia 2018. (ANTARA/HO/dokumentasi pribadi)

Saya optimistis bisa meraih medali emas dengan konsistensi dan mental bertanding
Yogyakarta (ANTARA) - Atlet menembak Hans Christian Pratama Tioparta Manihuruk dari kontingen Daerah Istimewa Yogyakarta meyakini kekuatan mental dan konsistensi dalam bertanding bakal memuluskan peluang meraih medali emas pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua 2021.

"Saya optimistis bisa meraih medali emas dengan konsistensi dan mental bertanding," kata Hans Christian saat dihubungi di Yogyakarta, Rabu.

Hans percaya konsistensi dan mental bertanding telah tertanam dalam dirinya seiring pengalaman melakoni laga kejuaraan menembak di dalam dan luar negeri.

"Saya kira itu keunggulan saya, disamping doa tentunya. Orang bisa jago saat latihan tapi di hari-H belum tentu bisa mengeluarkan kemampuannya," ujar pria kelahiran Medan 5 Oktober 1991 ini.

Hans ialah satu dari 130 atlet yang ditunjuk sebagai anggota kontingen mewakili DIY pada perhelatan PON XX di Papua untuk cabang olahraga menembak pada Oktober mendatang.

Hans menuturkan memiliki hobi menembak terinsparasi dari karakter robot polisi dalam film fiksi ilmiah "Robocop" yang populer di era 1980 sampai 1990-an.

Semasa duduk di bangku SMP, ia gemar membidik objek. Misalnya baterai kecil yang disusun berjajar lalu ditembak dari kejauhan menggunakan senapan mainan. "Tepat sasaran terus. Ya sudah sejak saat itu merasa cocok saja," kata warga Kabupaten Sleman ini.

Peralihan dari hobi bermain air soft gun ke olahraga tembak reaksi bermula saat ia berstatus mahasisiswa di Kampus Atmajaya Yogyakarta pada 2009. Pertimbangannya, banyak kejuaraan yang bisa diikuti.

"Kalau 'air soft gun' cuma untuk hobi enggak ada prestasinya, paling perang-perangan saja," ujar pria yang pernah menjadi pelatih menembak untuk tim polisi Sharjah Uni Emirat Arab ini.
Hans Christian saat dipercaya melatih tim menembak polisi Sharjah, Uni Emirat Arab (UEA) pada 2019-2020. (ANTARA/HO/dokumentasi pribadi)


Kegandrungan menggeluti dunia tembak menembak semakin mendalam kala Hans mampu meraih juara 1 pada ajang kejuaraan olahraga tembak reaksi air soft gun pada 2012.

Meski berulang kali juara satu, bakat dan mentalnya terus diasah dengan menjajal ajang pertandingan yang lebih menantang yakni tembak reaksi senjata api level pemula pada 2014. Belum lama mencoba langsung meraih juara 2 hingga akhirnya meraih juara 1 secara berulang.

Tak lagi punya lawan sepadan di kelas itu, Hans yang mengenyam jurusan teknik informatika semasa kuliah kembali berburu tantangan baru dengan mengikuti laga tembak reaksi nomor umum pada 2015.

Meski menghadapi para petembak senior, tak butuh waktu lama bagi Hans untuk meraih juara 4 dan 3 hingga pada 2016 mampu merebut posisi juara 1 dan 2 untuk tembak reaksi nomor umum.

Berbekal sederet pengalaman kejuaraan menembak di dalam negeri mengantarkannya pada ajang internasional.

Ia mampu meraih Juara 1 pada ajang Sultan Iskandar Cup Johor Malaysia 2018, Juara 4 Far East Asia Handgun Championship 2018, dan Juara 3 Australia Asia Handgun Championship 2019.

Hans tak menampik bahwa menembak merupakan jenis olahraga berbiaya mahal. Utamanya untuk urusan membeli senapan atau pistol serta berbagai peralatan lainnya.

Meski begitu, ia mampu memenuhi berbagai kebutuhan dari tabungan pribadi sembari merintis sebuah bisnis yang tak jauh dari kegemaran menembak.

Bisnis peralatan olahraga menembak ia tekuni sejak berstatus mahasiswa hingga kini. Baginya lahan usaha itu punya prospek cemerlang lantaran pesaingnya belum banyak di Indonesia.

Berbekal reputasi yang baik, Hans juga beberapa kali meraih sokongan dana dari sponsor termasuk mendapatkan dukungan dari Eagle Shooting Club Jakarta.

"Jadi semua kebutuhan untuk menembak sejak awal pakai uang sendiri. Orang tua cukup dukungan moril saja," ujar penyuka makanan dengan rasa pedas dan manis ini.
Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024