Sleman (ANTARA) - Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta mewajibkan destinasi wisata, terutama yang sudah melakukan uji coba pembukaan, menjalin kerja sama dengan fasilitas kesehatan terdekat untuk mengantisipasi apabila ada pengunjung yang terdeteksi dengan kategori hitam pada aplikasi PeduliLindungi.
"Destinasi wisata harus menjalin kerja sama dengan fasilitas kesehatan terdekat, boleh puskesmas atau rumah sakit agar dapat dengan cepat jika ada pengunjung yang terdeteksi kategori hitam," kata Kepala Dinas Pariwisata DIY Singgih Raharjo di Candi Ratu Boko Sleman, Jumat.
Menurut dia, kerja sama tersebut bersifat on call untuk masing-masing pihak, sehingga jika ada kasus kategori hitam pihak pengelola bisa langsung menghubungi faskes.
"Faskes dimaksud juga harus siap sehingga jika sewaktu-waktu dihubungi pengelola destinasi wisata dapat segera bergerak melakukan evakuasi terhadap pengunjung kategori hitam tersebut," katanya.
Ia mengatakan, selain itu pengelola destinasi wisata juga dapat menyiapkan ruang transit atau kendaraan untuk evakuasi pengunjung dengan kategori hitam.
"Yang jelas pengunjung kategori hitam harus segera ditangani di faskes, jangan sampai justru dibiarkan dan pergi kemana-mana sehingga berpotensi menularkan COVID-19," katanya.
Singgih mengatakan, destinasi juga harus menyiapkan tempat atau ruangan bagi pengunjung yang terdeteksi kategori merah jika merupakan bagian dari rombongan wisatawan.
"Pengunjung dengan kategori merah ini tidak diizinkan masuk objek wisata, jika mereka bukan rombongan bisa diarahkan untuk pulang. Namun, jika bagian dari rombongan maka harus menunggu di luar atau menunggu di kendaraan," katanya.
Berdasarkan evaluasi selama ini, kata dia, dari beberapa destinasi wisata di DIY yang telah melakukan uji coba pembukaan, semuanya telah melaksanakan SOP dan protokol kesehatan dengan disiplin dan ketat.
"Semua yang telah uji coba sangat disiplin dan menerapkan SOP prokes dengan baik," katanya.
Direktur Utama PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko (Persero) Edy Setijono mengatakan saat ini ada dua destinasi wisata di DIY yang dikelola PT TWC telah melakukan uji coba pembukaan dengan aplikasi PeduliLindungi, yakni Taman Wisata Candi Prambanan dan Taman Wisata Candi Ratu Boko.
"Dalam uji coba TWC Prambanan dan TWC Ratu Boko, kami menerapkan SOP dan prokes dengan ketat. Pengunjung wajib melakukan screening dengan aplikasi PeduliLindungi. Dan bagi yang tidak lolos screening atau yang tidak memiliki aplikasi memang kami tolak," katanya.
Ia mengatakan, pihaknya juga telah menjalin kerja sama dengan Rumah Sakit Panti Rini Kalasan untuk menangani pengunjung yang masuk kategori hitam.
"Jika ada pengunjung yang terdeteksi kategori hitam, maka kami langsung hubungi faskes untuk penanganannya, kami juga menyediakan tempat untuk pengunjung dengan kategori merah," katanya.
Berita Lainnya
Menparekraf: BPOLBF tambah wawasan "new economy" pariwisata
Kamis, 28 Maret 2024 7:07 Wib
PT PLN suplai listrik RS dukung destinasi wisata medis gaet turis
Selasa, 26 Maret 2024 14:01 Wib
Tarik turis Singapura, BPOLBF-Garuda Indonesia adakan famtrip
Senin, 25 Maret 2024 18:50 Wib
Dispar Gunungkidul mendukung pembangunan Kelok 18 tumbuhkan pariwisata
Senin, 25 Maret 2024 16:19 Wib
Sleman mengikuti pameran promosi wisata di Malaysia
Senin, 25 Maret 2024 13:08 Wib
Pemerintah menetapkan 14 PSN baru sektor pariwisata-kesehatan
Minggu, 24 Maret 2024 19:50 Wib
Promosikan pariwisata, Bali dijadikan lokasi dan latar film
Minggu, 24 Maret 2024 14:54 Wib
Kuliner merupakan kekuatan pariwisata Sumatera Barat
Minggu, 24 Maret 2024 0:20 Wib