Alumni Polbangtan YoMa atasi masalah kekurangan air di Boyolali

id air

Alumni Polbangtan YoMa atasi masalah kekurangan air di Boyolali

Alumni Polbangtan YoMa melakukan pengawalan dan percepatan terhadap program Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier (RJIT) (ANTARA/HO-Polbangtan YoMA)

Yogyakarta (ANTARA) - Petani di Desa Sembungan, Kecamatan Nogosari, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, kini tidak perlu khawatir dengan ketersediaan air untuk lahan pertaniannya, karena Kementerian Pertanian melalui Politeknik Pembangunan Yogyakarta Magelang (Polbangtan YoMa) menerjunkan sejumlah alumninya untuk melakukan pengawalan dan percepatan terhadap program Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier (RJIT).

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) menekankan pentingnya manajemen air guna mendukung produktivitas petani. Menurut dia, dalam menjalankan kegiatan pertanian, air merupakan salah satu sumberdaya yang vital dan menjadi sangat penting untuk selalu diperhatikan.

"Perlu ditata airnya, misalnya di mana sekundernya, di mana primernya, di mana tersiernya, di mana kuarternya, di mana irigasi cacing yang ada sehingga bisa tiga kali (panen)," kata Mentan SYL dalam rilis yang diterima Sabtu.

Sementara, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi menyatakan bahwa ada 3 kunci utama pengungkit produktivitas pertanian yaitu inovasi teknologi dan sarana prasarana, peraturan perundangan, dan SDM. Namun, menurut Dedi, kunci utamanya adalah SDM yang berkompeten dan berkualitas.

"Pertanian harus dilengkapi dengan teknologi yang mutakhir, sarana dan prasarana yang mumpuni, didukung dengan kebijakan, dan tentunya harus ada SDM. Karena SDM yang berkualitaslah yang mampu menggunakan teknologi dan mampu menghasilkan kebijakan yang memihak petani," kata Dedi.

Dedi juga menekankan pentingnya peran SDM Pertanian khususnya penyuluh dan Kelompok Tani dalam mengawal dan melaksanakan program-program utama pertanian baik yang dijalankan langsung oleh BPPSDMP maupun Direktorat Kementerian Pertanian lainnya.

"Untuk mencapai tujuan pertanian, BPPSDMP punya 3 program aksi yaitu penguatan Kostratani, penumbuhan petani milenial, dan mendukung apa yang menjadi tugas dari eselon I lainnya," kata Dedi.

Menjalankan arahan dari Kepala BPPSDMP, Tim Pendampingan yang terdiri dari alumni Polbangtan YoMa bekerja sama dengan Dinas Pertanian Boyolali dan Balai Penyuluhan Kecamatan setempat, melakukan monitoring dan evaluasi terkait perkembangan rehabilitasi jaringan irigasi tersier sepanjang 255 meter yang dikelola oleh Kelompok Tani (Poktan) Ngudi Tani 1.

Direktur Polbangtan YoMa Bambang Sudarmanto menyatakan bahwa Tim Pendampingan Polbangtan YoMa yang terdiri dari alumni ini ditugaskan untuk mendampingi petani di lapangan dalam rangka meningkatkan produktivitas pertanian setempat.

Oleh karena itu, tugas para pendamping ini memang sangat menyeluruh mulai dari peningkatan kapasitas dan kompetensi petani hingga memastikan program-program utama Kementerian Pertanian berjalan dengan baik.

"Tidak terbatas pada pengembangan SDM saja, para alumni ini akan bertugas untuk melakukan pengawalan program, identifikasi masalah dan perumusan pemecahan masalah, hingga advokasi ke berbagai pihak terkait," kata Bambang.

Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi yang dilakukan oleh Tim Pendampingan, tercatat bahwa pengerjaan saluran irigasi belum terlaksana 100 persen. Berdasarkan penuturan petugas penyuluh lapangan setempat salah satu kendalanya yaitu menunggu beberapa area sawah yang belum panen.

"Talud atau saluran irigasi ini telah mulai dibangun pada Mei 2021, namun hingga saat ini belum 100 persen selesai karena saluran irigasi ini melewati beberapa area sawah yang menunggu masa panen," kata Parjiyanto selaku Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) yang bertugas mendampingi Poktan Ngudi Tani1.

Dengan memanfaatkan Waduk Cengklik sebagai sumber pengairan, program RJIT ini diharapkan oleh petani setempat dapat menjamin kelancaran ketersedian dan distribusi air yang merata sepanjang tahun dan berimbas pada peningkatan produktivitas petani.