Museum Anak Bajang ikut merawat kesehatan mental selama pandemi

id Festival Anak Bajang,Museum Anak Bajang

Museum Anak Bajang ikut merawat kesehatan mental selama pandemi

Tangkapan layar pembukaan Festival Anak Bajang yang dilakukan secara hybrid, Senin (27/9/2021). (ANTARA/Lifia Mawadah Putri)

Jakarta (ANTARA) - Kehadiran Museum Anak Bajang dengan gelaran Festival Anak Bajang di Ombah Petroek, Wonorejo, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, telah turut merawat kesehatan mental masyarakat di tengah pandemi COVID-19.

Pernyataan tersebut disampaikan Direktur Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi Hilmar Farid pada Senin dalam pembukaan Festival Anak Bajang secara virtual.

Festival ini menghadirkan sosok Anak Bajang, dan pagelaran budaya lainnya yang dinilai dapat meningkatkan kesehatan mental masyarakat.

"Kita sebagai masyarakat setelah menghadapi cobaan yang sangat berat ini, saya kira salah satu dimensi yang sangat penting dan masih kurang dapat perhatian adalah kesehatan mental. Kita banyak membicarakan tentang vaksin dan sebagainya, sementara yang kita perlukan adalah vaksin kultural," kata Hilmar.

Museum Bajang, ditegaskan Hilmar, kontribusinya akan besar sekali untuk merawat dan memastikan kita selamat dengan akal yang sehat dan kuat.

"Tentu tempat ini luar biasa sangat mengesankan. Bayangan umum itu bahwa museum biasanya di gedung yang besar, dingin, sangat tertutup dan juga mungkin asing rasanya, berubah dengan adanya Museum Anak Bajang yang sangat intim, personal, hangat," kata Hilmar menambahkan.

Sementara Rhoma Dwi Aria selaku Kepala Museum Anak Bajang mengatakan bahwa festival ini juga mengajak semua pihak untuk tetap menyebarkan optimisme. Sebab menurutnya, di tengah pandemi ini jurnalistik menjadi ujung tombak penyebaran harapan dan keceriaan.

”Festival Anak Bajang menghadirkan sosok ’Anak Bajang’ sebagai sumber belajar. Belajar untuk menerima keadaan, belajar hidup sederhana, belajar untuk bersolidaritas, dan terus memberi meski keadaan terbatas. Festival ini merupakan langkah awal Museum Anak Bajang dalam mendukung program Merdeka Belajar yang dicanangkan Kemendikbudristek,” jelas Rhoma.

Festival tersebut terdiri dari enam rangkaian acara mulai dari peresmian Museum Anak Bajang, perayaan 40 tahun novel "Anak Bajang Menggiring Angin" karya Sindhunata sekaligus peluncuran edisi cetak ulang terbaru, peluncuran cerita bersambung "Anak Bajang Mengayun Bulan" di harian Kompas, serta pembukaan pameran lukisan "Sukarsono".

Tak hanya itu, Festival Anak Bajang juga turut menampilkan pertunjukan wayang kulit "Sumantri Ngêngêr” oleh Ki Purwoko dan pentas Sanggar Tari Bambang Paningron.

Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024