Enno, benih kacang panjang varietas unggul inovasi TeFa Polbangtan Kementan

id benih

Enno, benih kacang panjang varietas unggul inovasi TeFa Polbangtan Kementan

Polbangtan YoMa melakukan panen perdana benih kacang panjang varietas unggul Enno 1463 bersama CV Tunas Java Mandiri (ANTARA/HO-Polbangtan YoMA)

Yogyakarta (ANTARA) - Kementerian Pertanian terus berupaya menggenjot produktivitas untuk mencapai ketahanan pangan, termasuk memaksimalkan peran Polbangtan, seperti Polbangtan Yogyakarta Magelang (YoMa). 

Hal ini dijawab Polbangtan YoMa yang melakukan panen perdana benih kacang panjang varietas unggul Enno 1463 bersama CV Tunas Java Mandiri, yang merupakan mitra Dunia Usaha Dunia Industri (DUDI). 

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo berharap penggunaan benih varietas unggul masif dilakukan oleh petani dalam rangka meningkatkan produktivitas.

"Karena benih unggul punya peran vital dalam pencapaian ketahanan pangan," ujar Syahrul Yasin Limpo.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi mengatakan bahwa bukan hanya penggunaan benih unggul saja yang perlu didorong, namun lebih dari itu pihaknya mengharapkan petani harus mampu menangkarkan benih unggul sendiri.

"Benih unggul itu vital, petani harus bisa minimal menangkarkannya sendiri karena ini salah satu kunci kemandirian petani agar berdaya saing," ujar Dedi.

Benih Enno 1463 yang dipanen Direktur  Polbangtan YoMa dan Direktur CV Tunas Java Mandiri merupakan hasil dari kerja sama yang dilakukan kedua pihak melalui Teaching Factory (TeFa) Polbangtan YoMa. 

"TeFa bekerja sama dengan DUDI yaitu CV Tunas Java Mandiri mengembangkan beberapa benih varietas unggul seperti kacang panjang, mentimun, dan cabai," kata Kepala TeFa Polbangtan YoMa Hermawan. 

Menurut staf marketing dari CV Tunas Mandiri Yosef Sutanto, varietas Enno 1463 ini merupakan salah satu varietas yang paling banyak dicari dan digunakan oleh petani. 

"Varietas ini memiliki ciri khusus biji berwarna hitam putih atau biasa disebut kapsul, buahnya lebat, sehingga potensi produksinya cukup tinggi yaitu setiap 1 kilogram benih yang ditanam dapat menghasilkan 70-100 kilogram benih kering panen. Selain itu, varietas ini terbukti sangat toleran terhadap hama bulai atau virus kuning dan berusia relatif genjah," kata Yosef.

Direktur CV Tunas Java Mandiri Kuswanto menyatakan bahwa panen benih ini merupakan tahap awal dari produksi benih. Proses selanjutnya hingga menjadi benih siap tanam akan dilakukan di laboratorium perusahaannya.

"Tahap pengujian benih hingga pelabelan nanti akan dilakukan di laboratorium perusahaan, ada mahasiswa PKL dari Polbangtan YoMa juga yang nanti akan terlibat," kata Kuswanto.

Direktur Polbangtan YoMa Bambang Sudarmanto mengharapkan kerja sama ini tidak hanya berhenti sampai dengan produksi benih saja.

"Harapannya dapat berlanjut pada tahap perakitan hingga menghasilkan varietas kacang baru atau varietas-varietas tanaman lainnya," katanya.

Menurut Bambang, kerja sama ini juga merupakan salah satu pembelajaran berharga bagi mahasiswa bukan hanya untuk mahasiswa program studi teknologi benih namun juga untuk program studi agribisnis hortikulturan dan penyuluhan pertanian berkelanjutan.

"Dari kerja sama ini kita bisa belajar tentang teknis, alur bisnis, dan bisa sebagai bahan penyuluhan ke petani atau poktan," katanya.

Rangkaian kegiatan pemanenan ini juga beriringan dengan kegiatan pengambilan sampel yang dilakukan oleh tim peneliti Polbangtan YoMa. Tim peneliti Polbangtan YoMa melakukan penelitian terkait pengaruh pemupukan boron terhadap kuantitas dan kualitas benih kacang panjang.

"Kami mencoba menguji pengaruh pemupukan boron terhadap produksi kuantitas dan kualitas benih, ada 5 perlakuan dengan 6 ulangan. Hari ini kami mengambil 90 sampel untuk diuji di laboratorium kami," kata salah satu anggota tim peneliti Elea Nur Azizah.