Gunung Kidul minimalkan penularan COVID-19 kluster Ponpes Karangmojo

id Gunung Kidul,Klaster COVID-19,ponpes

Gunung Kidul minimalkan penularan COVID-19 kluster Ponpes Karangmojo

Kepala Dinas Kesehatan Gunung Kidul Dewi Irawaty (ANTARA/Sutarmi)

Gunung Kidul (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, berupaya meminimalkan munculnya kluster penularan COVID-19 baru, salah satunya kluster pondok pesantren yang berada di Kecamatan Karangmojo.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Gunung Kidul Dewi Irawaty di Gunung Kidul, Jumat, memastikan 17 santri yang terpapar sudah menjalani isolasi mandiri (isoman) di lingkungan ponpes.

"Setelah diketahui salah satu santri terkonfirmasi COVID-19, petugas langsung melakukan penelusuran dan melokalisir penyebaran COVID-19. Hasilnya, 17 santri terkonfirmasi COVID-19. Saat ini mereka menjalani isolasi di dalam ponpes, namun lokasinya terpisah dari santri lainnya," kata Dewi.

Ia mengatakan 17 santri tersebut dalam kondisi baik dengan gejala ringan. Kondisi mereka mendapat pemantauan dari pihak ponpes hingga Puskesmas Karangmojo.
 

Meski demikian, Dewi tetap meminta pihak ponpes menghentikan sementara seluruh kegiatan. Meliputi aktivitas belajar mengajar hingga kegiatan keagamaan di sana.

"Kami minta dihentikan dulu sampai karantina para santri selesai," katanya.

Menurut Dewi, awal mula kluster diketahui dari Puskesmas Ponjong 2, di mana salah satu santri dari ponpes memiliki gejala serupa COVID-19. Puskesmas langsung menghubungi Puskesmas Karangmojo 1, di mana ponpes masuk dalam wilayah penanganan.

Begitu informasi didapat, proses penelusuran dan pemeriksaan terhadap seluruh santri langsung dilakukan. Hingga akhirnya didapat 17 santri dengan hasil konfirmasi positif.

"Proses penelusuran masih terus berjalan, mudah-mudahan tidak ada tambahan lagi," kata Dewi.

Sementara itu, Kepala Desa Karangmojo, Kecamatan Karangmojo, Supriyo mengatakan kluster ponpes di wilayahnya itu bermula dari salah satu pengasuh. Hal itu ia ketahui dari informasi yang diterima.

Pengasuh tersebut diketahui baru kembali dari perjalanan ke Jawa Timur. Saat kembali ke ponpes, yang bersangkutan mengalami gejala flu.

"Beberapa hari kemudian ada santri yang tidak bisa mencium bau," katanya.*