Bantul (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta dalam mengendalikan penyebaran demam berdarah dengue (DBD) dengan teknologi aedes aegypti ber-wolbachia, melalui program 'Wolbachia Wis Masuk Bantul' (Wow Mantul) yang diluncurkan bekerja sama dengan Universitas Gadjah Mada.
"Implementasi teknologi nyamuk aedes aegypti ber-wolbachia akan diterapkan di 11 kecamatan, 38 kelurahan, dan 519 pedukuhan, bekerja sama dengan 18 Puskesmas di Bantul," kata Kepala Dinas Kesehatan Bantul Agus Budi Raharjo dalam siaran pers pemkab setempat pada peluncuran program 'Wow Mantul' di Bantul, Kamis.
Menurut dia, intervensi pelaksanaan program itu akan dilakukan dengan menitipkan ember yang berisi telur nyamuk aedes aegypti ber-wolbachia di rumah warga yang sukarela menjadi orang tua asuh nyamuk, dan di beberapa fasilitas umum.
Bakteri wolbachia diyakini dapat mengeblok replikasi virus dengue, artinya jika nyamuk menghisap darah yang mengandung virus dengue, virus tidak dapat bereplikasi di dalam tubuh nyamuk, sehingga virus tidak dapat ditularkan ke orang lain.
Dia menyebut untuk kasus DBD di Bantul sampai Oktober 2021 mencapai 166 kasus, dari jumlah penduduk Bantul yang hampir satu juta orang. Sementara angka kasus DBD rata-rata nasional pada tahun 2020 mencapai 129 per 100.000 penduduk.
"Meski masih di bawah rata-rata nasional, kita tidak tinggal diam, berbagai upaya kita lakukan, seperti melalui program pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dan 'fogging' (penyemprotan) yang fokus di area penanggulangan DBD secara tepat," katanya.
Sementara itu, Wakil Bupati Bantul Joko Purnomo dalam sambutannya memberi apresiasi dan terima kasih atas terlaksananya kerja sama antara Fakultas Kedokteran Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan UGM dalam program penanggulangan DBD berbasis nyamuk ber-wolbachia di Bantul.
Wabup berharap dengan adanya program 'Wow Mantul' ini dapat menekan secara signifikan kasus DBD di Bantul, sehingga tidak ada lagi korban jiwa dari penyakit yang disebabkan virus dengue yang dibawa nyamuk aedes aegypti.
"Kita harus dukung program ini, karena itu kita harap para camat, lurah (kepala desa), PKK (pemberdayaan kesejahteraan keluarga) bersinergi membangun sebuah kebersamaan dalam menyukseskan program ini," katanya.
Wabup juga mengharapkan agar program teknologi wolbachia ini benar-benar dilakukan dan ditindaklanjuti secara nyata hingga jajaran bawah, jangan sampai berhenti supaya program tersebut dapat dirasakan oleh masyarakat.
Berita Lainnya
Lima kota di Indonesia terapkan implementasi nyamuk ber-Wolbachia
Jumat, 29 Maret 2024 0:16 Wib
Dinkes Yogyakarta sebut tidak ada lonjakan kasus DBD hingga Februari
Selasa, 20 Februari 2024 11:05 Wib
RI-Fiocruz Brasil kolaborasi teknologi dan vaksin atasi dengue
Senin, 12 Februari 2024 18:06 Wib
Kemenkes: Tidak benar nyamuk ber-Wolbachia membawa virus LGBT
Rabu, 20 Desember 2023 5:28 Wib
Jika 60 persen nyamuk ber-Wolbachia, metode Wolbachia sukses
Minggu, 10 Desember 2023 2:59 Wib
Profesor UI: Bakteri Wolbachia tidak infeksi manusia
Sabtu, 2 Desember 2023 9:34 Wib
Wolbachia sebabkan anomali insiden rate DBD di Yogyakarta
Kamis, 30 November 2023 7:22 Wib
Menkes: Dunia akui nyamuk wolbachia tekan DBD
Rabu, 29 November 2023 6:27 Wib