Wisatawan Malioboro wajib mengikuti durasi pembatasan berkunjung

id malioboro,sugeng rawuh,wisatawan,pembatasan durasi

Wisatawan Malioboro wajib mengikuti durasi pembatasan berkunjung

Dokumentasi - Suasana kawasan wisata utama di Yogyakarta, Malioboro (1/6/21) (ANTARA/Eka AR)

Yogyakarta (ANTARA) - Pemerintah Kota Yogyakarta mengingatkan wisatawan yang hendak berwisata di kawasan Malioboro untuk mematuhi durasi berkunjung yang akan dibatasi maksimal dua jam.

“Aplikasi Sugeng Rawuh akan diterapkan pekan ini. Dari aplikasi tersebut, akan bisa dilakukan pembatasan durasi berkunjung untuk wisatawan. Maksimal dua jam,” kata Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi di Yogyakarta, Jumat.

Setiap wisatawan yang akan masuk kawasan Malioboro diminta mengisi data dengan memindai aplikasi Sugeng Rawuh.

Nantinya, wisatawan akan mendapat pesan notifikasi atau peringatan apabila waktu berkunjung sudah hampir habis.

“Waktu berkunjung anda sudah hampir habis. Diminta untuk segera melanjutkan perjalanan,” katanya.

Selain untuk wisatawan, pembatasan juga diberlakukan untuk bus pariwisata yang hanya diberi waktu maksimal tiga jam di tempat parkir khusus (TKP).

“Setiap bus pariwisata juga tetap diminta melakukan skrining di Terminal Giwangan. Jika dinyatakan lolos, bus akan mendapat stiker dan kartu akses parkir,” katanya.

Sejak mendapat stiker dan kartu akses parkir, maka durasi parkir sudah akan terhitung. “Perjalanan dari Giwangan menuju TKP di kawasan Malioboro kami beri waktu 30 menit sehingga bus masih bisa mengakses tempat parkir selama tiga jam. Jadi, totalnya sekitar 3,5 jam,” katanya.

Dalam beberapa hari terakhir, Heroe menyebut, ada beberapa bus pariwisata yang ditolak masuk ke TKP karena durasi waktu parkirnya sudah habis meskipun sudah mendapat stiker lolos skrining kesehatan di Terminal Giwangan.

“Biasanya bus pariwisata ini berkeliling dulu ke beberapa objek wisata baru mengakses TKP di sekitar Malioboro. Karena sudah lebih dari 3,5 jam, maka bus tidak lagi bisa masuk TKP,” katanya.

Menurut Heroe, berbagai pembatasan kepada wisatawan tersebut ditujukan untuk mengerem agar wisatawan tidak merasa seolah-olah sudah bisa berwisata dengan bebas.

“Tetap ada pembatasan-pembatasan yang dilakukan sebagai upaya mencegah penularan kasus. Kami punya semboyan untuk wisata di masa sekarang ini yaitu ‘datang sehat pulang juga sehat’. Kami ingin melindungi warga Kota Yogyakarta dan wisatawan yang datang,” katanya.

Ia menyebut, terjadi peningkatan kunjungan wisatawan ke Kota Yogyakarta dalam dua pekan terakhir sehingga berbagai upaya untuk pembatasan dan pengaturan arus wisatawan perlu dilakukan agar kasus COVID-19 tetap bisa dikendalikan terlebih beberapa daerah diketahui terjadi peningkatan kasus.
Pewarta :
Editor: Herry Soebanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024