Binda DIY menggencarkan penyisiran pelajar belum jalani vaksinasi COVID-19

id Vaksinasi

Binda DIY menggencarkan penyisiran pelajar belum jalani vaksinasi COVID-19

Vaksinasi COVID-19 oleh Binda DIY kolaborasi dengan Dinas Kesehatan di SMAN Gamping, Yogyakarta, Jumat (5/11/2021) (Foto ANTARA/Hery Sidik)

Bantul (ANTARA) - Badan Intelijen Negara Daerah (Binda) Daerah Istimewa Yogyakarta, menggencarkan penyisiran pelajar di daerah itu yang belum menjalani vaksinasi COVID-19 untuk diikutkan program percepatan vaksinasi lembaganya kolaborasi dengan Dinas Kesehatan setempat.

"Vaksinasi hari ini merupakan lanjutan dari kemarin yang kita mulai Rabu (3/11) di SMK Muhammadiyah Prambanan, kemudian SMA Berbah, terus kemudian hari ini di SMA Negeri Gamping dengan target sekitar 140 sasaran," kata Koordinator Binda DIY Adi Riyanto di sela meninjau vaksinasi COVID-19 di Yogyakarta, Jumat.

Menurut dia, sasaran kegiatan vaksinasi kali ini termasuk dua hari sebelumnya adalah pelajar dan sebagian masyarakat yang belum tervaksin dikarenakan jauh dari fasilitas kesehatan, atau mereka yang tercecer maupun kesulitan mengakses program vaksinasi COVID-19.

"Kita kembali 'door to door' atau penyisiran karena sekarang sudah mulai ada kendala dalam pencarian masyarakat maupun pelajar yang belum tervaksin, jadi kita harus 'jemput bola' supaya kembali ke 'herd immunity' dan segera tercapai," katanya.

Dalam pendataan pelajar yang belum tervaksin, pihaknya bekerja sama dengan Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) DIY, dan setelah didapat diadakan vaksinasi berdasarkan domisili kecamatan, seperti yang dilakukan dalam tiga hari terakhir.

"Kita juga menjaring data khususnya dari masyarakat, karena ternyata masih ada masyarakat yang belum, sehingga vaksinasi ini sebagai alternatif 'jemput bola', kan kalau lokasi dekat, sepi mereka akan lebih antusias," katanya.

Dia mengatakan vaksinasi terus digencarkan bagi masyarakat, karena dampaknya baik untuk kekebalan komunal, bahkan ketika warga yang sudah vaksin terinfeksi COVID-19, gejala yang muncul ringan, dan tidak berakibat parah, karena lebih cepat proses penyembuhan.

"Kita lihat data dan saya observasi dari kasus mulai 26 Oktober sampai 2 November yang positif gejala ringan, berarti ada sisi positif, kemudian yang meninggal itu cuma di tanggal 26 dan 27, setelah itu tidak ada, jadi semakin cepat kita vaksin, akan segera tercapai 'herd immunity'," katanya.

Dia juga berharap, dengan percepatan vaksinasi khususnya bagi pelajar yang tersisa belum vaksin, pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah dapat dimaksimalkan, atau kapasitas siswa bisa ditingkatkan dari yang maksimal 50 persen.

"Kalau bisa terpenuhi bisa lebih dari 50 persen untuk PTM, itu harapan kita supaya pelajar tidak lama lama daring yang ada beberapa kelemahan, di antaranya penyerahan pelajaran tidak efektif, berbeda ketika yang bersangkutan ada di lokasi (sekolah)," katanya.

Kepala SMA Negeri Gamping Sunaryo mengatakan total siswa di sekolah tersebut mulai dari kelas satu sampai kelas tiga 423 anak, sementara yang belum divaksin ada 14 siswa, karena mayoritas penyintas COVID-19, dan ada juga masih menunggu vaksin nusantara.

"Untuk PTM di sekolah kita sudah sejak 20 September dengan penerapan protokol kesehatan ketat. Dalam sehari ada dua sif, setiap sif waktunya selama 2,5 jam, sekolah mulai hari Senin sampai Jumat," katanya.
Pewarta :
Editor: Bambang Sutopo Hadi
COPYRIGHT © ANTARA 2024