Yogyakarta (ANTARA) - Badan Intelijen Negara Daerah (Binda) Daerah Istimewa Yogyakarta berharap orang tua atau wali siswa mengajak anaknya yang masih ragu divaksin untuk mengikuti kegiatan vaksinasi COVID-19 yang difasilitasi lembaganya maupun pemerintah daerah setempat.
"Ya memang kita berharap, kita minta orang tua termasuk anaknya bisa ikut vaksin, karena kalau menunggu vaksin nusantara itu kan masih lama," kata Koordinator Binda DIY Adi Riyanto di sela meninjau vaksinasi pelajar di SMP Insan Cendekia Yogyakarta, Senin.
Pernyataan itu menanggapi masih adanya pelajar maupun masyarakat yang belum mengikuti vaksin karena alasan masih menunggu vaksin nusantara, hal itu diakui masih menjadi kendala sasaran dalam program vaksinasi COVID-19 massal bagi pelajar di beberapa sekolah DIY.
Dia mengatakan, tidak henti-hentinya membujuk orang tua dengan anaknya agar ikut vaksinasi COVID-19, karena selama ini usai menjalani vaksin terbukti aman dan tidak berdampak negatif bagi tubuh, terlebih vaksin Sinovac yang selama ini diperuntukkan bagi pelajar.
"Dampak vaksin itu tidak ada di masyarakat, maksudnya vaksin Sinovac itu aman, tidak ada KIPI (kejadian ikutan pasca-imunisasi) berat, tidak sampai kemudian pusing berhari hari ataupun sakit, saya pikir nol koma nol persen, karena rata-rata hanya dua sampai tiga orang tua," katanya.
Dia mengatakan, dan jenis vaksin yang disuntikkan dalam vaksinasi massal bagi pelajar kolaborasi Binda DIY dengan Pemerintah Kabupaten Sleman, DIY yang digencarkan di sekolah-sekolah selama ini adalah Sinovac, sementara yang diberikan bagi masyarakat umum bisa jenis vaksin lain.
"Vaksin untuk pelajar adalah Sinovac, tidak boleh yang lain, kalau AstraZeneca maupun Moderna harus 18 tahun ke atas. Dan hari ini target 200 sasaran dengan vaksin Sinovac dosis pertama, untuk siswa dan dari beberapa pondok pesantren 70 persen, sisanya masyarakat," katanya.
Dia juga mengatakan, dengan vaksinasi juga akan berpengaruh pada kekebalan imunitas, tubuh tidak mudah tertular, sehingga bila ada kasus tidak mudah menyebar. Meski demikian, masyarakat tetap menerapkan protokol kesehatan pencegahan COVID-19.
"Karena kadang-kadang masyarakat sudah lemah dalam prokes, bahkan susah diatur, memang sekarang ini prokes agak melemah, makanya masyarakat harus disosialisasi kembali jangan sampai terjadi gelombang ketiga, sia-sia kalau terjadi gelombang tiga, karena sudah kita jaga terus," katanya.
Berita Lainnya
SMKN 2 Kandangan, Kalsel-R Tech College Bangkok pertukaran guru-pelajar
Rabu, 27 Maret 2024 6:02 Wib
Nigeria selamatkan 137 pelajar yang diculik
Selasa, 26 Maret 2024 7:56 Wib
Pelajar di Indonesia perlu peroleh pemahaman mitigasi bencana
Senin, 25 Maret 2024 20:56 Wib
Sentra Terpadu Kartini memberi edukasi membatik pelajar
Kamis, 21 Maret 2024 7:59 Wib
Sekolah Adiwiyata edukasi peduli lingkungan
Minggu, 17 Maret 2024 7:23 Wib
Poin pelanggan PT Telkomsel didistribusikan jadi sepatu pelajar Papua
Sabtu, 16 Maret 2024 12:38 Wib
Lima pelajar di Kudus, Jateng, tenggelam di area banjir tiga tewas
Jumat, 15 Maret 2024 16:33 Wib
FEF dongkrak belajar bahasa Inggris pelajar SD di IKN
Selasa, 12 Maret 2024 8:23 Wib