Yogyakarta (ANTARA) - Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian, mengadakan Simposium Sayuran Asia Tenggara (Symposium Southeast Asia Vegetable/SEAVEG) secara hybrid pada 18 sampai 20 November 2021, guna meningkatkan kualitas SDM pertanian.
Kepala Pusat Pendidikan Pertanian (Kapusdiktan) BPPSDMP Kementan, Idha Widi Arsanti saat pembukaan simposium di Yogyakarta, Kamis, mengatakan, SEAVEG 2021 yang bekerja sama dengan Vegetable Science International Network (VEGINET) dan World Vegetable Center ini merupakan seri kelima yang menyoroti teknologi dan pendekatan baru pada sayuran untuk ketahanan dan diet sehat.
"Ini merupakan event yang sangat strategis untuk 'sharing knowledge and experience' ilmiah dan praktis di bidang 'vegetable' terutama di kawasan Asia Tenggara. Seperti kita ketahui Asia Tenggara adalah penghasil sayuran terbesar di dunia," katanya.
Menurut dia, simposium dihadiri oleh 10 negara dari berbagai kalangan yaitu akademisi, swasta, pemerintah yang diharapkan mampu memberikan solusi terhadap kondisi pandemi COVID-19, di mana sayuran merupakan sumber nutrisi dan pangan sehat.
"Melalui kegiatan ini kita akan untuk menghubungkan semua pemangku kepentingan sayuran dalam penelitian, produksi, dan distribusi, tidak hanya di wilayah ini tetapi juga di luar," katanya.
Dia mengatakan, simposium ini akan menjadi wadah diskusi dan terbuka bagi dosen, peneliti, mahasiswa dan pemangku kepentingan lainnya yang tertarik untuk mendapatkan dan berbagi ilmu serta mempresentasikan ide dan pengalamannya dalam acara ilmiah ini.
"Diharapkan ke depan kegiatan ini tidak hanya meningkatkan kualitas SDM semata, tetapi juga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional dan kesejahteraan masyarakat," katanya.
Sementara itu, Sekretaris BPPSDMP Kementan Siti Munifah mengatakan, SEAVEG merupakan forum diseminasi hasil riset dan inovasi berskala internasional bagi para akedemisi, pengambil kebijakan, industri dan pelaku usaha pertanian termasuk petani milenial di bidang hortikultura.
Menurut dia, tahun 2020 merupakan tahun yang tak terlupakan bagi semua, karena pandemi COVID-19 telah menimbulkan tantangan baru, termasuk bagi petani dan masyarakat perdesaan di Indonesia
Oleh karena itu, menurut dia, penguatan kerja sama antara pemerintah dan mitra internasional menjadi lebih penting dari sebelumnya, untuk jelajahi cara-cara yang lebih inovatif untuk menghadapi pandemi dan dampak jangka pendek dan jangka panjang.
"Salah satu upayanya adalah dengan kerja sama dengan pihak swasta, LSM, perguruan tinggi, media, penelitian, instansi, politeknik, dan pihak terkait lainnya khususnya di dalam mengembangkan sayuran melalui SEAVEG 2021," katanya.
Berita Lainnya
Dengar kesaksian eks ajudan, SYL emosi
Kamis, 18 April 2024 3:44 Wib
Eks ajudan SYL mengaku memberikan tas isi dolar ke ajudan Firli
Rabu, 17 April 2024 16:00 Wib
Kementan: Listrik masuk sawah untuk optimalkan pompanisasi
Senin, 15 April 2024 6:14 Wib
Kementan buka 3.000 beasiswa menciptakan SDM unggul kelapa sawit
Minggu, 14 April 2024 17:48 Wib
Pemerintah beri Unhas sertifikat benih jagung unggul
Minggu, 7 April 2024 17:28 Wib
Alokasi pupuk Rp54 triliun mewujudkan swasembada pangan RI
Minggu, 31 Maret 2024 5:53 Wib
Petani korban banjir di Jawa Tengah dibantu Rp177 miliar
Sabtu, 23 Maret 2024 15:30 Wib
Anggota TNI bantu perairan sawah di Pulau Jawa, perintah KSAD
Selasa, 12 Maret 2024 6:09 Wib