Gelar simposium internasional, Kementan diskusikan potensi sayuran Asia Tenggara

id kementan

Gelar simposium internasional, Kementan diskusikan potensi sayuran Asia Tenggara

Pembukaan The International Symposium of Southeast Asia Vegetables 2021 yang digelar Kementerian Pertanian (ANTARA/HO-Polbangtan YoMA)

Yogyakarta (ANTARA) - Kementerian Pertanian (Kementan) menggelar The International Symposium of Southeast Asia Vegetables 2021 untuk mendiskusikan potensi sayuran di Asia Tenggara.

Simposium internasional yang digelar Kementan melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) itu resmi dibuka Kamis (18/11), di Ballroom Ambarrukmo Royal Hotel, Yogyakarta.

Simposium dilaksanakan secara hybrid dan diikuti oleh 200 peserta yang berasal dari 6 negara yaitu Indonesia, Belgia, India, Jerman, Portugal, dan Taiwan.

Kegiatan simposium internasional ini juga merupakan salah satu upaya Kementan untuk meningkatkan kualitas SDM. 

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) dalam keterangan tertulis di Yogyakarta, Jumat, mengatakan sektor pertanian akan makin kuat apabila didukung riset dan inovasi yang berkelanjutan. Ia juga menegaskan, petani Indonesia harus mengikuti perkembangan teknologi di era 4.0.  

"Petani Indonesia tidak boleh tertinggal karena banyak inovasi teknologi dan mekanisasi yang dibuat untuk meningkatkan produktivitas pertanian," kata SYL.  

Mengangkat tema Sayuran sebagai Ketahanan dan Diet Sehat, simposium internasional ini berhasil menjaring ratusan jurnal terkait hasil penelitian, pemanfaatan teknologi, dan inovasi dalam pengembangan sayuran di wilayah Asia Tenggara.

Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi menyampaikan bahwa pertanian merupakan salah satu sektor yang bertahan dan tetap bertumbuh selama pandemi COVID-19 tidak terkecuali komoditas sayuran.

"Sektor pertanian menyumbang pertumbuhan ekonomi yang signifikan, tercatat pada tahun 2020 pertanian menjadi satu-satunya sektor yang tumbuh positif 1,75 persen c to c dibandingkan tahun 2019," katanya.

Terlebih sayuran merupakan salah satu kebutuhan pokok yang dibutuhkan setiap hari. Tak hanya memenuhi kebutuhan rumah tangga, sayuran juga sangat dibutuhkan di tingkat ritel baik kebutuhan pasar modern, warung makan, restoran, maupun hotel. 

Hal ini menggambarkan bahwa bahwa pangsa pasar usaha ini sangat luas, mulai dari  partai kecil hingga partai besar dan berpotensi untuk ekspor.

"Sayuran menjadi komoditas yang potensial, terutama untuk ketahanan pangan maupun ekonomi, karena juga berpotensi besar untuk diekspor," kata Dedi.

Kepala Pusat Pendidikan Pertanian Idha Widi Arsanti menyampaikan bahwa kegiatan ini memberikan kesempatan kepada peneliti muda maupun peneliti untuk dapat mempublikasikan hasil penelitian yang sudah ada agar dapat menjadi sumber informasi bagi khalayak luas.

"Dalam acara ini berkumpul profesor, peneliti, regulator, dunia industri, dan akademisi dari berbagai wilayah untuk menyampaikan berbagai inovasi dan tren-tren terkini tentang pengembangan sayuran," katanya. 

Pada kesempatan yang sama Direktur Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta Bambang Sudarmato mengatakan SEAVEG 2021 menawarkan kesempatan spesial bagi "stakeholder" dari berbagai latar belakang untuk berkolaborasi dalam upaya pengembagan sayuran di Asia Tenggara.

Lebih lanjut Bambang mengemukakan bahwa simposium internasional ini berhasil menjaring 103 jurnal dengan 88 jurnal yang lolos untuk dipresentasikan.

"Jurnal yang kami terima memiliki variasi topik yang beragam dan terbagi menjadi 18 sesi presentasi yang dilaksanakan secara paralel selama 2 hari," kata Bambang.