Pemkot Yogyakarta intensifkan perbaikan saluran antisipasi banjir musim hujan

id antisipasi banjir,genangan,musim hujan,saluran air hujan,yogyakarta

Pemkot Yogyakarta intensifkan perbaikan saluran antisipasi banjir musim hujan

Ilustrasi pekerjaan penggalian untuk kebutuhan saluran air hujan di Kota Yogyakarta. ANTARA/Eka AR/Arsip

Yogyakarta (ANTARA) - Pemerintah Kota Yogyakarta melakukan berbagai upaya untuk mengantisipasi potensi munculnya banjir atau genangan air saat musim hujan, salah satunya mengintensifkan perbaikan saluran air hujan di sejumlah titik rawan banjir.

“Setidaknya ada tiga langkah yang kami lakukan. Salah satunya melakukan perbaikan saluran air hujan (SAH) dan pembersihan lumpur atau endapan,” kata Kepala Bidang Sumber Daya Air dan Drainase Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) Kota Yogyakarta Umi Akhsanti di Yogyakarta, Rabu.

Salah satu lokasi yang kerap mengalami banjir atau genangan saat hujan deras adalah di sepanjang Jalan Wahidin Sudiro Husodo sehingga dilakukan perbaikan saluran air hujan di sepanjang jalan tersebut.

“Saluran air hujan di lokasi tersebut sering sekali tersumbat karena memang usia saluran yang sudah tua sehingga ada beberapa titik yang rusak. Kami sudah lakukan penggantian saluran dengan box culvert. Harapannya, pada musim hujan tahun ini aliran air sudah lebih lancar,” katanya.

Saat ini, lanjut dia, juga sedang dilakukan perbaikan saluran air hujan di kawasan Terban menggunakan anggaran perubahan 2021.

“Karena memakai anggaran perubahan, maka pekerjaan pun dilakukan menjelang akhir tahun. Tetapi, pekerjaan tetap harus bisa diselesaikan Desember ini,” katanya.

Selain perbaikan saluran air hujan, upaya lain yang ditempuh untuk mengantisipasi genangan adalah menambah sumur peresapan air hujan (SPAH).

Penambahan SPAH tersebut dilakukan di saluran air hujan yang sudah ada sehingga mampu menambah kapasitas saluran atau menambah SPAH di lokasi yang kerap terjadi genangan.

“Penambahan SPAH ini tidak hanya ditujukan untuk mengurangi potensi genangan tetapi juga untuk mendukung konservasi air tanah. Menabung air,” katanya.

Penambahan SPAH pada saluran drainase telah dilakukan di Jalan Pamularsih Kecamatan Wirobrajan sebanyak 30 titik. SPAH yang dibangun memiliki spesifikasi lebar 90 centimeter dengan kedalaman 3-4 meter dan memiliki jarak 10-15 meter antar SPAH.

“Program penambahan SPAH di drainase sudah dilakukan sejak 2012,” katanya.

Meskipun demikian, lanjut Umi, belum semua genangan dan ancaman banjir dapat diatasi, terutama di lingkungan permukiman padat di bantaran sungai dengan saluran air hujan yang sempit.

“Misalnya di Klitren yang berada di sepanjang Sungai Manunggal. Badan sungai menyempit karena permukiman yang padat sehingga ketika terjadi hujan lebat sering mengalami luapan karena sungai tidak mampu menampung air yang masuk. Upaya tetap dilakukan, tetapi permasalahannya cukup kompleks,” katanya.
 
Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024