Bengaluru (ANTARA) - Badan pengawas dan obat-obatan Amerika Serikat (FDA) pada Rabu (8/12) mengatakan sudah mengizinkan penggunaan campuran antibodi buatan AstraZeneca untuk mencegah infeksi COVID-19.
Obat tersebut diizinkan digunakan bagi orang yang sistem imunitasnya lemah atau yang pernah mengalami dampak parah setelah disuntik vaksin virus corona.
Sementara vaksin bergantung pada sistem kekebalan yang utuh untuk dapat mengembangkan antibodi dan sel penangkal infeksi, obat yang dikembangkan AstraZeneca itu, Evusheld, mengandung antibodi buatan laboratorium.
Antibodi buatan laboratorium tersebut dirancang untuk bertahan di dalam tubuh selama berbulan-bulan guna melawan virus jika infeksi terjadi.
"Vaksin sudah terbukti menjadi pertahanan terbaik yang tersedia untuk melawan COVID-19," kata Patrizia Cavazzoni, direktur Pusat Evaluasi dan Penelitian Obat FDA.
FDA mengatakan bahwa penggunaan Evusheld bukan merupakan pengganti vaksi bagi orang-orang yang disarankan untuk menjalani vaksinasi COVID-19.
Sumber:Reuters
Berita Lainnya
AS tidak akan ikut membalas Iran
Minggu, 14 April 2024 17:24 Wib
"Badarawuhi Di Desa Penari", tayang perdana di AS
Sabtu, 6 April 2024 21:34 Wib
Israel membuka rute tambahan bantuan ke Gaza
Jumat, 5 April 2024 21:09 Wib
AS dan Jepang rembuk ancaman Korea Utara
Kamis, 4 April 2024 9:25 Wib
AS tidak terlibat serangan Israel ke konsulat Iran di Suriah
Selasa, 2 April 2024 16:30 Wib
Presiden AS Joe Biden tambah senjata ke Israel
Sabtu, 30 Maret 2024 16:46 Wib
ISIS bertanggung jawab serangan di Moskow, ungkap AS
Minggu, 24 Maret 2024 11:39 Wib
Prabowo: Hubungan bilateral Indonesia-AS ditingkatkan
Sabtu, 23 Maret 2024 15:44 Wib